Contents
Apa itu Diabetes Tipe 2
in progress of translating content
Diabetes tipe 2 terjadi terutama pada orang dewasa dan lanjut usia. Namun, kini diabetes tipe 2 juga mulai banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja. Pengelolaan utama yang bisa dilakukan adalah diet, pengendalian berat badan, aktivitas fisik, dan pemberian obat.
Suntikan insulin dapat diperlukan dalam beberapa kasus. Perawatan lain termasuk menurunkan tekanan darah jika tinggi, menurunkan kadar kolesterol tinggi, dan juga tindakan lain untuk mengurangi risiko komplikasi. Penderita diabetes 2 lebih banyak bila dibandingkan dengan diabetes tipe 1.
Kondisi dan gejala pada diabetes tipe 2 berkembang secara bertahap (selama beberapa minggu atau bulan). Ini karena pada diabetes tipe 2, Anda masih mempunyai insulin (tidak seperti diabetes tipe 1). Namun, Anda menderita diabetes karena:
- Anda tidak memproduksi cukup insulin untuk kebutuhan tubuh Anda, atau
- Sel-sel di tubuh Anda tidak menggunakan insulin dengan baik. Ini disebut resistensi insulin. Sel-sel di tubuh Anda menjadi resisten terhadap insulin. Ini berarti Anda membutuhkan lebih banyak insulin daripada yang biasanya untuk menjaga kadar gula darah (glukosa) tetap rendah.
Siapa yang Berisiko Terkena Diabetes Tipe 2?
Diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang tua dari usia 40 tahun (tetapi dapat juga terjadi pada orang yang lebih muda). Diperkirakan 415 juta orang hidup dengan diabetes di dunia, yang diperkirakan merupakan 1 dari 11 populasi orang dewasa di dunia. Diabetes tipe 2 sekarang menjadi lebih umum juga terjadi pada anak-anak dan orang muda.
Faktor risiko lain untuk diabetes tipe 2 meliputi:
- Memiliki kerabat tingkat pertama yang menderita diabetes tipe 2 (kerabat tingkat pertama adalah orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan atau anak)
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Memiliki lingkar perut lebih dari 80 cm untuk wanita atau lebih dari 90 cm jika Anda seorang pria. Obesitas sentral (perut buncit) mungkin terjadi karena efek insulin yang menyebabkan kelebihan gula ke dalam sel lemak perut selama bertahun-tahun
- Menderita pra-diabetes (gangguan toleransi glukosa). Toleransi glukosa yang terganggu berarti kadar gula darah Anda lebih tinggi dari biasanya tetapi tidak cukup tinggi untuk menderita diabetes. Orang dengan gangguan toleransi glukosa memiliki risiko tinggi terkena diabetes sehingga gangguan toleransi glukosa sering disebut pra-diabetes
- Memiliki riwayat gangguan jantung dan pembuluh darah
- Mengalami PCOS (Polycystic Ovarian Syndrome)/ sindrom polikistik ovarium, adalah gangguan hormone yang terjadi pada wanita usia subur
- Memiliki tingkat kolesterol baik (HDL) yang rendah/ trigliserida tinggi
- Gaya hidup yang kurang baik seperti kurang berolahraga, merokok, sering stress, dan kurang istirahat
- Kelompok ras / etnis tertentu
- Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir > 4 kg atay memiliki riwayat diabetes mellitus gestasional
- Memiliki hipertensi atau sedang mendapat terapi hipertensi
Gejala Diabetes Tipe 2
Seperti yang telah disebutkan, gejala diabetes tipe 2 sering muncul secara bertahap dan awalnya gejala tidak akan dirasakan penderita. Banyak orang menderita diabetes untuk jangka waktu yang lama sebelum diagnosa ditegakkan. Gejala yang paling umum adalah:
- Sering merasa haus
- Buang air kecil dalam volume yang banyak
- Sering merasa lapar
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Berat badan turun
- Sulit sembuh ketika memiliki luka
- Terdapat beberapa bagian pada kulit yang menghitam
Alasan mengapa Anda mengeluarkan banyak air seni dan menjadi haus adalah jika gula darah (glukosa) Anda naik terlalu tinggi (karena insulin tidak bekerja sebagaimana mestinya), kelebihan gula tersebut bocor ke dalam urin Anda, dan menarik keluar air esktra melalui ginjal.
Karena gejalanya dapat berkembang secara bertahap, Anda dapat menjadi terbiasa dengan rasa haus dan lelah dan mungkin tidak menyadari untuk beberapa waktu bahwa Anda sakit. Beberapa orang juga mengeluhkan penglihatan kabur dan infeksi yang sering terjadi seperti sariawan berulang.
Namun, beberapa penderita diabetes tipe 2 tidak memiliki gejala apa pun jika kadar glukosa tidak terlalu tinggi. Namun, meski tidak menunjukkan gejala, Anda tetap harus menjalani pengobatan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Bagaimana cara diagnose diabetes tipe 2?
Tes dipstick sederhana dapat mendeteksi gula dalam sampel urin. Namun, ini tidak cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes secara pasti. Oleh karena itu, diperlukan tes darah untuk menegakkan diagnosis. Tes darah mendeteksi tingkat glukosa dalam darah Anda pada saat puasa dan sewaktu.
Jika kadar glukosa tinggi maka ini akan memastikan bahwa Anda menderita diabetes. Beberapa orang harus mengambil dua sampel darah dan mungkin diminta untuk berpuasa (tidak minum, makan, selain air putih. Dimulai dari tengah malam sebelum tes darah dilakukan).
Sekarang direkomendasikan bahwa tes darah untuk melihat HbA1c juga dapat digunakan sebagai tes untuk mendiagnosis diabetes tipe 2. Apabila nilai HbA1c 6,5% atau lebih, seseorang dapat didiagnosis mengalami diabetes. Tes darah HbA1c memberikan rata-rata seberapa tingkat kadar glukosa darah Anda selama beberapa bulan sebelumnya.
Kemungkinan komplikasi dari diabetes
- Komplikasi jangka pendek – kadar glukosa yang sangat tinggi
Ini jarang terjadi pada diabetes tipe 2. Ini lebih sering terjadi pada diabetes tipe 1 yang tidak diobati ketika kadar gula darah yang sangat tinggi dapat berkembang dengan cepat. Namun, tingkat glukosa yang sangat tinggi dapat juga dialami pada beberapa orang dengan diabetes tipe 2 yang tidak diobati. Kadar glukosa darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh, kantuk dan penyakit serius yang dapat mengancam jiwa.
- Komplikasi jangka panjang
Jika glukosa darah lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar normal dalam jangka yang panjang, ini dapat merusak pembuluh darah. Bahkan kadar glukosa yang sedikit meningkat yang tidak menimbulkan gejala apa pun dalam jangka pendek dapat mempengaruhi pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut (seringkali bertahun-tahun setelah diabetes pertama kali didiagnosis):
- Pengerasan arteri (atheroma) yang dapat menyebabkan masalah seperti angina, serangan jantung, stroke, dan sirkulasi darah yang buruk
- Masalah mata yang dapat mempengaruhi penglihatan. Ini dikarenakan adanya kerusakan pada arteri kecil retina di belakang mata
- Kerusakan ginjal yang terkadang berkembang menjadi gagal ginjal
- Kerusakan saraf
- Masalah kaki, ini karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
- Impotensi karena sirkulasi darah yang buruk dan ada kerusakan saraf
- Masalah lainnya
Jenis dan tingkat keparahan komplikasi jangka panjang bervariasi dari kasus ke kasus. Secara umum, semakin dekat kadar glukosa darah Anda ke target, semakin kecil risiko Anda terkena komplikasi.
Komplikasi pengobatan
Pengobatan untuk diabetes seperti kebanyakan obat lainnya, dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Namun, satu efek samping penting yang dapat mempengaruhi orang yang memakai insulin dan atau tablet diabetes tertentu adalah hipoglikemia. Ini terjadi ketika kadar glukosa menjadi terlalu rendah, biasanya di bawah 70 mg/dL. Tidak semua obat tablet yang digunakan untuk diabetes dapat menyebabkan hipoglikemia.
Hipoglikemia dapat terjadi jika Anda mengkonsumsi terlalu banyak obat diabetes, menunda atau melewatkan makan atau cemilan, atau terlalu banyak menjalani olahraga atau aktivitas fisik yang tidak direncanakan.
Tujuan pengobatan
Jika Anda menderita diabetes tipe 2, Anda mungkin berpikir bahwa menjaga gula darah (glukosa) pada tingkat normal adalah hal yang terpenting. Faktanya, meskipun kontrol gula darah itu penting, ada lebih banyak perawatan yang diperlukan.
Tujuan pengobatan 1- Menjaga kadar gula darah ke tingkat normal
Perubahan gaya hidup adalah bagian penting dari pengobatan untuk semua penderita diabetes tipe 2. Banyak orang dengan diabetes tipe 2 dapat menurunkan glukosa darah dan HbA1c ke tingkat normal dengan mengubah pola makan, berat badan, dan olahraga.
- Diet, kontrol berat badan dan aktivitas fisik
- Diet, apa yang Anda makan adalah hal terpenting untuk mengkontrol kadar gula darah Anda, serta kesehatan umum Anda. Perawat praktik atau ahli gizi Anda dapat memberikan Anda lebih banyak informasi dan dukungan.
- Turunkan berat badan Anda jika mengalami berat badan berlebih. Mendapatkan berat badan yang ideal mungkin tidak realistis bagi banyak orang. Namun, menurunkan berat badan jika Anda mengalami obesitas atau kelebihan berat badan akan membantu menurunkan kadar gula darah dan tekanan darah, sehingga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan Anda.
- Lakukan aktivitas fisik secara teratur. Jika Anda mampu, disarankan berjalan cepat minimal 30 menit setidaknya lima kali seminggu.
- Pengobatan
Obat bukan digunakan sebagai pengganti diet sehat, pengendalian berat badan dan aktivitas fisik harus Anda lakukan serta minum obat.
- Monitoring (pantau) kadar gula darah
Tes darah utama yang digunakan untuk memeriksa kadar gula darah Anda adalah tes HbA1c. Tes ini biasanya dilakukan setiap 2 – 6 bulan oleh dokter atau perawat Anda. Tes HbA1c mengukur bagian dari sel darah merah. Glukosa dalam darah menempel pada bagian sel darah merah. Bagian ini dapat diukur dan memberikan indikasi yang baik tentang rata-rata kadar glukosa darah Anda selama 1 – 3 bulan sebelumnya.
Perawatan bertujuan untuk menurunkan HbA1c Anda hingga mencapai level target. Idealnya yang terbaik adalah menentukan target yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan seseorang. Namun, hal ini tidak selalu memungkinkan untuk dicapai dan tingkat target HbA1c Anda harus disepakati antara Anda dan dokter Anda.
Jika HbA1c Anda di atas level target Anda, maka Anda mungkin disarankan untuk mengevaluasi kembali pola hidup sehari-hari, diit yang dijalankan, bagaimana dengan aktivitas fisik yang dilakukan, hingga dengan meningkatkan pengobatan (misalnya meningkatkan dosis obat) untuk menjaga kadar glukosa darah Anda tetap terkontrol.
Beberapa penderita diabetes memeriksa kadar gula darah sebenarnya secara teratur dengan monitor glukosa darah/ glukometer. Jika Anda disarankan untuk melakukan ini, dokter atau perawat Anda akan memberi Anda petunjuk tentang cara melakukannya.
Tujuan pengobatan 2 – mengurangi faktor risiko
Anda cenderung tidak mengalami komplikasi diabetes jika Anda mengurangi faktor risiko lainnya. Meskipun setiap orang harus berusaha untuk menghilangkan faktor risiko yang dapat dicegah, penderita diabetes memiliki alasan yang lebih banyak untuk melakukannya.
- Jaga tekanan darah Anda. Sangat penting untuk memeriksa tekanan darah Anda secara teratur. Kombinasi tekanan darah tinggi dan diabetes merupakan faktor risiko komplikasi yang sangat tinggi. Bahkan tekanan darah yang sedikit meningkat harus diobati jika Anda menderita diabetes. Pengobatan seringkali dengan dua atau bahkan tiga jenis obat yang berbeda, mungkin diperlukan untuk menjaga tekanan darah Anda tetap rendah tetapi ingatlah penurunan berat badan dan olahraga juga dapat sangat membantu.
- Jika Anda merokok, sekarang waktunya untuk berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko utama terjadinya komplikasi. Anda harus menemui perawat atau dokter Anda untuk berhenti merokok, jauh lebih mudah untuk berhenti merokok apabila diberikan dukungan. Selain bantuan dan nasihat ahli, pengobatan atau terapi penggantian nikotin dapat membantu Anda berhenti merokok.
- Pengobatan lain. Anda biasanya akan disarankan untuk minum obat untuk menurunkan kadar kolesterol Anda. Ini akan membantu menurunkan risiko terjadinya beberapa komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit arteri perifer, dan stroke.
Tujuan pengobatan 3 – Monitoring (pantau) untuk mendeteksi dan mengobati setiap komplikasi dengan segera
Sebagian besar dokter dan rumah sakit memiliki klinik diabetes khusus. Dokter, perawat, ahli gizi, spesialis perawat kaki, spesialis kesehatan mata, dan petugas kesehatan lainnya semua berperan dalam memberikan saran dan memeriksa untuk kemajuan kondisi pasien. Pemeriksaan rutin mungkin termasuk:
- Memeriksa kadar gula darah (glukosa), HbA1c, kolesterol dan tekanan darah
- Nasihat mengenai tentang diet dan gaya hidup
- Memeriksa tanda-tanda awal komplikasi, misalnya:
- Pemeriksaan mata, untuk mendeteksi masalah pada retina yang seringkali dapat dicegah agar tidak memburuk. Peningkatan tekanan pada mata (glaucoma) juga lebih sering terjadi pada penderita diabetes, dan biasanya dapat diobati
- Tes urin, ini termasuk tes protein dalam urin, yang mungkin mengindikasikan masalah ginjal sedini mungkin
- Pemeriksaan kaki, untuk mencegah tukak kaki
- Tes sensasi di kaki Anda untuk mendeteksi kerusakan saraf dini
- Tes darah, ini termasuk pemeriksaan fungsi ginjal dan tes umum lainnya. Ini juga termasuk pemeriksaan untuk beberapa penyakit autoimun yang lebih umum terjadi pada penderita diabetes. Misalnya, penyakit celiac dan gangguan tiroid lebih umum daripada rata-rata pada penderita diabetes tipe 1.
Penting untuk melakukan pemeriksaan rutin, karena beberapa komplikasi, terutama jika terdeteksi sejak dini, dapat diobati atau dicegah agar tidak menjadi lebih buruk.
Imunisasi
Anda harus diimunisasi terhadap flu dan terhadap infeksi dari kuman pneumokokus (bakteri, cukup diberikan sekali). Infeksi ini bisa berakibat kurang baik jika Anda menderita diabetes.