Contents
Apa itu koma?
Koma adalah kondisi kehilangan kesadaran dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini bisa disebabkan oleh cedera kepala traumatis, stroke, tumor otak, hingga keracunan obat atau alkohol. Koma bahkan bisa disebabkan oleh kondisi medis, seperti diabetes atau infeksi.
Koma merupakan keadaan darurat medis. Tindakan cepat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa dan fungsi otak. Dokter biasanya meminta serangkaian tes dara dan pemindaian otak untuk mencari tahu apa yang menyebabkan koma sehingga perawatan tepatnya dapat diberikan.
Koma biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu. Orang yang tidak sadarkan diri dalam waktu lama bisa beralih ke kondisi vegetatif yang berlangsung lama, yang dikenal sebagai kondisi vegetatif persisten atau kematian otak.
Gejala koma
Gejala koma umumnya meliputi:
- Mata yang tertutup
- Refleks batang otak tertekan, seperti pupil tidak merespons cahaya
- Tidak ada respons anggota tubuh kecuali gerakan refleks
- Tidak ada respons terhadap rangsangan nyeri kecuali gerakan refleks
- Pernapasan tidak teratur
Penyebab koma
Penyebab koma dapat meliputi:
- Cedera otak traumatis: Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau tindak kekerasan.
- Stroke: Kondisi yang ditandai dengan berkurangnya atau terhentinya pasokan darah ke otak.
- Tumor: Tumor di otak atau batang otak dapat menyebabkan koma.
- Diabetes: Kadar gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan koma.
- Kekurangan oksigen: Orang yang selamat dari insiden tenggelam atau yang sadar kembali setelah serangan jantung mungkin tidak terbangun karena kekurangan oksigen ke otak.
- Infeksi: Infeksi seperti ensefalitis dan meningitis menyebabkan otak, sumsum tulang belang, atau jaringan yang mengelilingi otak membengkak. Kasus infeksi yang parah dapat mengakibatkan kerusakan otak atau koma.
- Kejang: Kejang yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan koma.
- Racun: Paparan toksin atau racun, seperti karbon monoksida atau timbal, dapat menyebabkan kerusakan otak dan koma.
- Narkoba dan alkohol: Overdosis obat-obatan terlarang dan alkohol dapat mengakibatkan koma.
Diagnosis koma
Riwayat medis dan berbagai tes dapat membantu mencari tahu apa penyebab koma, sehingga memungkinkan dokter untuk mencari pengobatan dan penanganan terbaiknya.
Berikut beberapa cara mendiagnosis koma yang bisa dilakukan dokter:
1. Riwayat medis
Dokter bisa menanyakan beberapa hal berikut kepada teman, keluarga, polisi, dan saksi:
- Apakah koma atau gejala sebelumnya dimulai secara perlahan atau tiba-tiba?
- Apakah orang tersebut memiliki atau tampak memiliki masalah penglihatan, pusing, pingsan, atau mati rasa sebelum koma?
- Apakah orang tersebut menderita diabetes, memiliki riwayat kejang atau stroke, atau kondisi lainnya?
- Obat atau zat apa yang mungkin telah dikonsumsi orang tersebut.
2. Tes fisik
Tujuan dari tes ini adalah untuk memicu berbagai gerakan mata refleksif. Jenis respons bervariasi tergantung pada penyebab koma.
Dulunya, tes fisik dilakukan dengan menyemprotkan air yang sangat dingin atau hangat ke dalam lubang telinga. Saat ini, dokter lebih cenderung membuat diagnosis berdasarkan evaluasi berikut:
- Gerakan ekstraokular: Apakah bola mata bergerak ke atas, ke bawah, dan ke samping?
- Pupil: Apakah pupil berubah ukuran sebagai respons terhadap cahaya?
- Kornea: Apakah orang tersebut berkedip ketika bola matanya disentuh dengan sehelai kapas?
- Batuk: Apakah ini terjadi ketika ada sekresi oral?
- Refleks muntah: Apakah sentuhan ke bagian belakang mulut memicu refleks ini?
3. Tes darah
Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa:
- Jumlah darah
- Adanya tanda-tanda keracunan karbon monoksida
- Adanya obat-obatan legal atau ilegal beserta kadarnya
- Kadar elektrolit
- Kadar glukosa
- Fungsi hati
4. Pemindaian otak
Tes pemindaian otak dapat membantu dokter untuk melihat apakah ada cedera atau kerusakan otak.
Tes seperti CT scan atau MRI bisa mengungkap adanya penyumbatan atau kelainan lainnya. Sementara itu, elektroensefalogram akan mengukur aktivitas listrik di dalam otak.
Pengobatan koma
Koma adalah keadaan darurat medis yang serius. Dokter akan memulai penanganan dengan memastikan kelangsungan hidup pasien. Dokter juga akan mengamankan pernapasan dan sirkulasi darah pasien untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang mencapai otak.
Pilihan pengobatan dapat mencakup pemberian:
- Glukosa, jika pasien mengalami syok diabetes atau mengalami infeksi otak
- Obat yang disebut nalokson, jika pasien keracunan parah hingga jatuh koma
- Vitamin B1, jika pasien memiliki gangguan penggunaan alkohol, yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin ini
Dalam semua kasus koma, dokter biasanya berusaha menjaga tekanan darah pasien pada tingkat yang baik dan menjaga pernapasan mereka dengan cara melindungi saluran napas.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengurangi tekanan darah di dalam tengkorak pasien dengan menguras kelebihan cairan serebrospinal atau meresepkan obat yang mengurangi pembengkakan otak, seperti manitol dan larutan garam hipertonik.
Punya pertanyaan lebih lanjut seputar koma atau kondisi medis lainnya? Datang saja ke Mandaya Royal Hospital Puri.
Segera buat janji temu dengan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.