Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) merupakan salah satu penyakit neuromuskular yang disebabkan gangguan saraf yang mendukung otot. Penyakit ini termasuk jarang terjadi, namun bisa ditangani gejalanya.
Apa Itu CIDP?
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) adalah penyakit autoimun langka yang menyebabkan imun tubuh menyerang selubung myelin di saraf. Hal ini menyebabkan fungsi saraf yang mengatur kerja otot tubuh jadi terganggu, sehingga memicu kondisi seperti kebas, kesemutan dan kelemahan di kaki serta tangan.
CIDP juga bisa menyebabkan pengidapnya tidak bisa berjalan, karena tubuh kehilangan kemampuan refleks serta keseimbangan.
Penyakit ini diduga ada hubungannya dengan gangguan neuromuskular yang lain yaitu Guillain-Barré syndrome (GBS). Bedanya, GBS bersifat akut, sementara CIDP bersifat kronis dan dapat memburuk seiring berjalannya waktu. Jumlah pengidap GBS lebih banyak dibanding CIDP.
CIDP terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
- Multifocal motor neuropathy: hanya menyebabkan kelemahan otot yang asimetrik (menyerang beberapa bagian tubuh berbeda)
- Lewis-Sumner neuropathy: menyebabkan kelemahan otot asimetrik dan gangguan sensori
- Pure sensory CIDP: menyebabkan kebas, nyeri, gangguan keseimbangan, dan pola jalan jadi abnormal. Tidak menyebabkan kelemahan otot.
- Pure motor CIDP: menyebabkan kelemahan otot simetris dan kehilangan refleks tetapi tidak menyebabkan gejala sensori.
Gejala
Berikut beberapa gejala CIDP yang paling umum terjadi:
- Gangguan pada otot pinggul dan paha, bahu dan lengan atas, tangan, serta kaki
- Berkurangnya massa otot pada bagian tubuh yang terdampak (ukurannya jadi lebih kecil)
- Tubuh tidak seimbang
- Refleks hilang
- Nyeri akibat kerusakan saraf
- Sulit menelan
- Penglihatan menjadi berbayang
Gejala-gejala di atas biasanya akan memburuk seiring berjalannya waktu.
Penyebab
CIPD terjadi karena adanya kerusakan pada sistem imun, sehingga bukannya melindungi, malah justru menyerang bagian tubuh yang sehat. Pada gangguan ini, yang diserang adalah selubung myelin.
Selubung myelin adalah lapisan yang mengelindungi sel saraf bagian axon. Lapisan ini yang melancarkan perjalanan impuls listrik saraf.
Ketika myelin rusak, maka impuls listrik saraf pun terganggu. Ini membuat perintah saraf tidak sampai ke tujuan, dalam hal ini otot, sehingga memicu gejala-gejala di atas.
Diagnosis
CIPD dapat didiagnosis melalui beberapa pemeriksaan, seperti:
- Tes darah dan urine
- Elektromiografi (EMG) yang melibatkan nerve conduction study untuk melihat seberapa parah kerusakan myelin di saraf tepi.
- Tes pungsi lumbal untuk melihat kadar protein tertentu yang terkait dengan CIPD
- Biopsi saraf untuk melihat ada atau tidaknya perubahan pada struktur saraf
- MRI untuk melihat peradangan pada akar saraf
Pengobatan
Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) bisa ditangani dengan:
-
Pemberian kortikosteroid
Obat ini bisa membantu meredakan peradangan, sehingga gejala yang dirasakan bisa berkurang. Namun, penggunaan kortikosteroid jangka panjang bisa memicu berbagai efek samping serius.
-
Plasmaferesis
Prosedur untuk memisahkan plasma dari darah. Plasma yang sudah terpisah kemudian
-
Intravenus Immunoglobulin Therapy (IVIG)
Pasien akan diberikan immunoglobulin, protein yang membuat sistem imun secara natural menyerang patogen penyebab penyakit. Pemberian IVIG dapat mengurangi serangan sistem imun pada myelin yang sehat.
CIPD dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala-gejala yang dirasakan oleh para pengidap bisa membaik. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala CIPD, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.
Mandaya memiliki berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk menangani Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) di satu tempat yang sama, mulai dari laboratorium yang bisa menerima pemeriksaan genetik, hingga mesin EMG dengan fitur lengkap yang dapat mendeteksi gangguan saraf dan otot secara lebih rinci dan tepat.
EMG di Mandaya Royal Hospital Puri
Laboratorium di Mandaya Royal Hospital
Mandaya Royal Hospital memiliki pusat neuromuskular yang dapat menangani berbagai penyakit terkait gangguan saraf dan otot dengan dokter spesialis neurologi ahli neuromuskular, dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K (K). Dokter yang pernah menempuh pendidikan neuromuscular fellowship di Tokyo, Jepang, ini juga menyelesaikan pendidikan konsultan dan subspesialisasinya di Universitas Indonesia.
Pusat neuromuskular di Mandaya juga digawangi oleh dr. Nurul Fadli, Sp.N yang ahli elektromiografi untuk deteksi berbagai penyakti neuromuscular termasuk Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP).
Selain itu Mandaya Hospital memiliki layanan rehabilitasi medik untuk membantu pasien mengembalikan fungsi ototnya.
Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.