fbpx

Cedera Rotator Cuff

Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang berfungsi menjaga bahu Anda pada tempatnya. Cedera pada rotator cuff bisa menyebabkan Anda kesulitan mengangkat ataupun menggerakkan tangan. Apakah operasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Apa itu cedera rotator cuff?

Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang berada di bahu. Fungsi utama otot ini adalah menjaga sendi bahu pada tempatnya saat Anda menggerakkannya. Otot rotator cuff memungkinkan Anda melakukan gerakan mengangkat ke atas.

Cedera rotator cuff menyebabkan Anda merasakan sakit dan sulit menggerakkan tangan ke atas. Biasanya, jenis cedera yang paling sering berupa robekan. Cedera ini umum terjadi, terutama seiring dengan pertambahan usia.

Tergantung tingkat keparahannya, pengobatan robekan rotator cuff bervariasi, mulai dari fisioterapi, minum obat antinyeri, hingga operasi.

Jenis-jenis cedera rotator cuff

Rotator cuff adalah sekumpulan otot dan tendon yang mengelilingi sendi bahu dan bertugas menjaga ujung tulang lengan atas tetap berada di soket bahu. Cedera pada rotator cuff dapat terjadi pada ototnya saja, tendon saja, ataupun seluruhnya.

Itu sebabnya, jenis cedera rotator cuff akan dibedakan berdasarkan bagian yang terdampak ataupun seberapa luas robekan yang terjadi.

1. Jenis cedera berdasarkan jaringan yang terdampak

Cedera rotator cuff juga dapat dikelompokkan berdasarkan jaringan yang terdampak, yaitu:

  • Tendinitis. Tendinitis terjadi ketika tendon yang berada di dalam rotator cuff mengalami radang dan bengkak.
  • Bursitis. Bursa adalah kantong kecil berisi cairan yang menjadi bantalan dan pelumas antara rotator cuff dan tulang bahu. Bantalan ini berfungsi untuk meminimalisir gesekan yang terjadi ketika Anda menggerakkan sendi bahu. Bursitis terjadi ketika otot dan tulang menekan bursa secara berlebihan dan menyebabkan bengkak.
  • Robekan rotator cuff. Kondisi ini menyebabkan robekan tendon pada rotator cuff. Robekan ini dapat terjadi akibat peregangan pada tendon yang berlebihan atau mengangkat beban yang terlalu berat. Robekan dapat terjadi sebagian (partial) ataupun seluruhnya (complete tear).

2. Jenis cedera berdasarkan luas robekan

Cedera rotator cuff bisa terjadi seluruhnya ataupun hanya sebagian.

  • Robek sebagian (partial). Cedera yang terjadi saat tendon, yaitu jaringan yang mengikat antara otot dan tulang jadi robek sebagian. Pada kondisi ini, ada bagian tendon Anda yang masih melekat pada tulang lengan.
  • Robek seluruhnya (complete tear). Cedera rotator cuff yang terjadi saat tendon Anda robek dan lepas seluruhnya dari tulang Anda. 

Lihat Juga: Pengalaman Pasien Robek Otot Bahu Operasi di Mandaya Royal Hospital Puri

Gejala cedera rotator cuff

Beberapa gejala cedera rotator cuff yang mungkin Anda alami, antara lain:

  • Kesulitan mengangkat, menurunkan, dan menggerakkan tangan 
  • Bunyi ‘krek-krek’ atau sensasi bahu bergerak ketika menggerakkan bahu pada posisi tertentu
  • Rasa sakit yang tumpul di bahu saat digerakkan
  • Rasa nyeri memburuk saat malam dan mengganggu tidur
  • Kesulitan menyisir atau meraih punggung
  • Lengan menjadi lemah

Meski demikian, dalam beberapa kasus cedera rotator cuff mungkin saja tidak menimbulkan rasa sakit.

Penyebab

Cedera rotator cuff biasanya terjadi akibat penggunaan sendi bahu yang berlebihan dan berulang terus-menerus dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan otot rotator cuff iritasi ataupun robek. 

Selain penggunaan otot bahu secara berulang dan berlebihan, kecelakaan kerja, seperti terjatuh,  juga bisa menjadi penyebab cedera ini terjadi.

Degenerasi otot rotator cuff juga jadi penyebab cedera yang paling umum. Kondisi ini biasanya akan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Usia yang bertambah akan membuat beberapa bagian tubuh, termasuk otot rotator cuff jadi lebih aus dan lebih mudah robek.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan risiko cedera otot bahu meningkat:

  • Usia. orang yang berusia di atas 60 tahun lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff.
  • Pekerjaan tertentu. Beberapa profesi yang kerap menggunakan bahu secara berulang juga lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff, misalnya, tukang kayu atau tukang cat.
  • Beberapa jenis olahraga. Jenis olahraga yang mengandalkan bahu juga membuat Anda lebih berisiko mengalami cedera rotator cuff, misalnya, bisbol, tenis, dan angkat berat.
  • Riwayat keluarga. Ada kemungkinan cedera rotator cuff diturunkan dalam keluarga karena angka kejadiannya yang lebih umum pada keluarga tertentu.

Baca juga: Penyebab Radang Sendi Usia Muda dan Pencegahannya

Diagnosis

Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti melakukan beberapa gerakan pada sendi bahu Anda, untuk melihat seberapa luas rentang gerak sendi bahu Anda.

Untuk memastikannya, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Rontgen. Pemeriksaan ini biasanya ditujukan untuk mencari tahu ada tidaknya penyebab lain yang membuat bahu Anda terasa nyeri dan rentang geraknya terbatas, salah satunya artritis ataupun retak atau patah tulang. Robekan pada rotator cuff biiasanya tidak akan muncul pada rontgen.
  • Ultrasound (USG). Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat struktur jaringan tubuh, khususnya jaringan lunak seperti tendon dan otot. Pada pemeriksaan ini dokter juga dapat melihat kondisi jaringan saat bahu melakukan gerakan.
  • MRI. MRI dapat menunjukkan gambaran kondisi tulang dan otot dan jaringan lain di bahu dengan lebih detail. 

Pengobatan

Robekan rotator cuff biasanya tidak dapat sembuh sendiri jika tidak melalui operasi. Meski demikian, tidak semua orang yang mengalami robekan pada rotator cuff harus menjalani operasi.

Dalam kebanyakan kasus, seseorang yang mengalami robekan rotator cuff bisa tetap menggerakkan bahunya tanpa operasi dengan menjalani serangkaian latihan fisik untuk memperkuat otot bahunya.

Sekitar 8 dari 10 orang yang mengalami robekan rotator cuff sebagian mengalami perbaikan gejala dengan fisioterapi walau mungkin membutuhkan waktu yang cukup panjang.

Berikut ini adalah beberapa cara mengobati gejala rotator cuff tanpa operasi:

  • Mengistirahatkan lengan dari aktivitas sehari-hari
  • Menyangga atau menggunakan gendongan lengan untuk membuat kerja bahu tidak terlalu berat dan memulihkan bahu
  • Kompres dingin pada area bahu yang membengkak untuk meredakan sakit dan bengkak
  • Menjalani fisioterapi dan melakukan beberapa latihan peregangan yang dapat menguatkan otot bahu
  • Minum obat antinyeri untuk meredakan rasa sakit yang muncul
  • Injeksi steroid oleh dokter apabila diperlukan

Baca juga: 5 Obat Radang Sendi untuk Atasi Nyeri dan Bengkak

Operasi cedera rotator cuff

Dalam kasus yang berat, seseorang mungkin membutuhkan operasi untuk memulihkan cedera otot bahu yang terjadi.

Jenis operasi yang paling sering dilakukan untuk rotator cuff adalah artroskopi. Artroskopi adalah prosedur minimal invasif yang hanya menggunakan sayatan kecil untuk mengobati retakan tulang atau menyambung kembali tendon yang rusak.

Ini merupakan salah satu prosedur yang juga dapat dilakukan di Mandaya Orthopedic & Movement Centre. Prosedur ini dapat dilakukan secara rawat jalan. Artinya, pasien dapat langsung pulang pada hari yang sama setelah prosedur dilakukan.

Namun, penting untuk menjalani beberapa terapi yang dokter sarankan setelahnya karena ini akan sangat menentukan pemulihan bahu Anda.

Dalam kasus tertentu, yaitu saat kondisi robekan terlalu parah, dokter mungkin saja menyarankan penggantian tendon sebagai salah satu pengobatan cedera bahu. Pada prosedur ini, dokter akan mengambil tendon yang terdekat untuk melekatkan kembali tulang dan otot.

Selain kedua prosedur tersebut, beberapa operasi lain untuk mengobati rotator cuff injury adalah:

  • Operasi tendon terbuka untuk memperbaiki tendon yang robek. Prosedur ini dilakukan apabila prosedur artroskopi tidak dapat dilakukan.
  • Shoulder replacement atau penggantian bahu. Jika kerusakan rotator cuff sudah terlalu berat, penggantian bahu menjadi bahu buatan mungkin menjadi pilihan. Prosedur ini disebut juga dengan shoulder arthroplasty. Pada prosedur ini, dokter akan memasang sendi buatan pada soket bahu.

Lihat juga: Tindakan Pengikisan Tulang Bahu Metode Arthoscopy Kurang dari 1cm – dr. Troydimas Panjaitan Sp.OT(K)

Cedera rotator cuff bisa menyebabkan komplikasi berupa kehilangan kemampuan gerak permanen jika tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter, terutama jika mengalami nyeri bahu yang tak kunjung hilang bahkan diikuti oleh melemahnya kemampuan gerak.

Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang mengkhususkan diri pada masalah bahu untuk mencari tahu penyebab bahu Anda bermasalah. Kunjungi Mandaya Orthopedic & Movement Centre untuk mendapatkan kesempatan konsultasi dengan ahli ortopedi terbaik. 

Untuk mempermudah buat janji, Anda bisa langsung Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store

Penanganan Cedera Rotator Cuff di Mandaya Royal Hospital Puri

Mandaya Royal Hospital Puri memiliki Orthopedic and Movement Center yang didukung oleh dokter bedah spesialis ortopedi dengan berbagai subspesialisasi. Untuk kasus cedera rotator cuff, penanganan bisa dilakukan oleh subspesialis bahu dan siku, dr. Troydimas Panjaitan, Sp.OT (K).

Dokter Troy adalah salah satu dokter spesialis bahu yang sudah menangani banyak pasien dengan berbagai kasus gangguan di bahu, termasuk cedera bahu akibat olahraga, pengapuran sendi bahu, sendi nyeri dan kaku (frozen shoulder), dislokasi bahu, cedera otot di bahu, hingga bahu yang patah.

Dokter yang menempuh pendidikan konsultannya di Sports Medicine & Joint Center Funabashi Orthopaedic Hospital, Chiba, Jepang, ini juga memiliki keahlian untuk menangani gangguan siku dan bahu menggunakan arthroscopy, prosedur operasi dengan sayatan minimal (< 1 cm) dan arthroplasty (operasi penggantian sendi).

Untuk mempermudah buat janji dengan dokter, Anda bisa langsung Chat melalui WhatsappBook Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store.

Artikel

Mei 15, 2024

Mengatasi Cedera Otot Bahu dengan Artroskopi: Pengalaman Pasien bersama dr. Troydimas Panjaitan, Sp.OT(K)

Berita

Mei 15, 2024

Mengenal dr. Troydimas Sp.OT (K), Dokter Spesialis Bahu Lulusan Jepang

Artikel

Apr 25, 2024

Artroskopi: Tujuan, Prosedur, dan Risiko

Artikel

Feb 29, 2024

5 Obat Radang Sendi untuk Atasi Nyeri dan Bengkak

Berita

Jun 28, 2023

Rekomendasi Dokter Spesialis Orthopedi Di Karawang yang Praktik Setiap Hari

Berita

Jun 22, 2023

Daftar Dokter Spesialis Ortopedi di Jakarta, Ada di Mandaya Royal Hospital Puri

Artikel

Jun 19, 2023

Rekomendasi Dokter Spesialis Ortopedi di Jakarta, Mandaya Royal Hospital Puri

Berita

Des 20, 2022

Pengalaman Pasien Atasi Saraf Terjepit dengan Operasi PLDD Bersama Dokter Paulus Ronald Hibono

Berita

Des 19, 2022

Tim Dokter Spesialis Orthopedic & Movement Center Mandaya Royal Hospital Puri

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes