fbpx

Alzheimer’s Disease

Apa itu Alzheimer's Disease

 in progress of translating content

Alzheimer’s Disease adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.

Alzheimer’s Disease adalah penyebab dari demensia. Tidak ada obat yang dapat digunakan dan dapat menyebabkan kesusahan bagi keluarga yang terkena. Akan tetapi, diagnosis dini penting untuk mendukung dan memberikan pengobatan terhadap orang menderita.

Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Demensia bersifat progresif dan mempengaruhi banyak fungsi otak dan termasuk memori.

Penyebab pasti dari Alzheimer belum diketahui. Namun telah diketahui bahwa terjadi proses kerusakan pada otak yang disebut cerebral cortex (korteks serebral). Ini disebut atrofi kortikal, yang berarti penghancuran sel-sel korteks serebral sehingga sel-sel tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kerusakan pada korteks serebral otak mungkin dimulai setidaknya sepuluh tahun sebelum gejala apapun berkembang.

Seberapa Umum Penyakit Alzheimer?

Insiden Alzheimer di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan saat ini diperkirakan mendekati 46,8 atau 50 juta orang yang didiagnosis dengan demensia didunia, 20,9 juta di Asia Pasifik (Alzheimer’s Disease International, World Health Organization, 2017), ada sekitar 10 juta kasus baru setiap tahun.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050. Kemungkinan terkena demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, lebih dari separuh orang tidak akan pernah terkena penyakit demensia bahkan jika mencapai usia 95 tahun.

Faktor Risiko Penyakit Alzheimer

Berikut ini peningkatan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer:

  1. Bertambahnya usia
  2. Kulit putih
  3. Ada sedikit peningkatan risiko jika ada anggota keluarga tingkat pertama (ayah, ibu, saudara laki-laki atau perempuan) yang juga menderita penyakit Alzheimer
  4. Lebih sering terjadi pada wanita
  5. Orang yang pernah mengalami cedera kepala serius
  6. Faktor gaya hidup juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti merokok, kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat
  7. Orang dengan sindrom down

Early-onset Alzheimer’s Disease (Penyakit Alzheimer yang terjadi pada orang usia yang lebih muda)

Kebanyakan orang yang menderita penyakit Alzheimer berusia lebih dari 65 tahun. Namun,  penyakit ini juga dapat menyangkit orang yang lebih muda, ini disebut dengan Early-onset Alzheimer’s Disease, yang terjadi pada orang dengan usia 40 tahun – 50 tahun.

Gejala Early-onset Alzheimer’s Disease

Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang progresif, yang berarti gejalanya berangsur-angsur menjadi lebih parah selama beberapa tahun. Ini mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk:

  1. Masalah memori/ingatan. Peristiwa terbaru biasanya dilupakan dulu. Peristiwa masa lalu biasanya diingat dengan baik sampai demensia menjadi parah
  2. Masalah bahasa, seperti kesulitan memahami apa yang dikatakan atau apa yang tertulis
  3. Masalah dengan perhatian dan konsentrasi
  4. Disorientasi, terutama di lingkungan asing.
  5. Kesulitan mempelajari keterampilan baru
  6. Masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi
  7. Perubahan mood, perilaku dan kepribadian
  8. Agitasi dan kepribadian yang sulit untuk diatur, menyebabkan masalah tidur, gelisah dan agresi
  9. Masalah melakukan aktivitas sehari-hari

Penyakit Alzheimer dapat menyebabkan masalah menelan dan kesulitan makan. Hal ini dapat menyebabkan makanan turun ke paru-paru saat makan (aspirasi), yang dapat menyebabkan infeksi dada, termasuk pneumonia aspirasi.

Saat penyakit Alzheimer berkembang, gejalanya menjadi semakin parah. Penyakit Alzheimer biasanya berkembang perlahan selama 7 – 10 tahun tetapi tingkat perkembangannya bervariasi dari orang ke orang.

Bagaimana mendiagnosa penyakit Alzheimer?

Karena gejalanya berkembang perlahan, mungkin sulit untuk menyadari bahwa Anda sedang menderita penyakit Alzheimer. Pada tahap awal, gejala seringkali dianggap sebagai tanda penuaan. Akan tetapi, diagnosis dini penyakit Alzheimer sangat penting agar Anda dapat merencanakan masa depan dan menerima pengobatan serta dukungan terbaik yang dapat ditawarkan.

Tidak ada satu tes pun yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer. Dokter Anda akan menggunakan tes sederhana seperti pemeriksaan mini mental state examination (MMSE) untuk menilai seberapa baik otak Anda bekerja. Biasanya tes darah juga dianjurkan untuk memeriksa apakah gejala Anda mungkin disebabkan oleh kondisi lainnya, seperti hipotiroidisme atau kekurangan vitamin B12.

Jika penyakit Alzheimer dicurigai, Anda mungkin dirujuk ke klinik spesialis memori/ingatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk mencari tahu kondisi lain yang dapat mempengaruhi otak.

Bagaimana penyakit Alzheimer diobati?

Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer. Namun, obat-obatan yang tersedia dapat membantu meringankan beberapa gejala dan memperlambat perkembangan kondisi pada beberapa orang. Perawatan dan dukungan yang dapat diberikan meliputi:

  1. Dukungan dari layanan sosial
  2. Mengubah lingkungan rumah untuk memudahkan aktivitas sehari-hari
  3. Mengatasi kesulitan ingatan, misalnya buat catatan pengingat, daftar dan mengatur ulang harta benda
  4. Cognitive Behavioural Therapy (CBT) / terapi perilaku kognitif untuk membantu mengatasi depresi atau kecemasan
  5. Cara lain membantu mengatasi kecemasan, depresi, dan kesulitan dengan kepribadian yaitu bisa dengan aromaterapi, musik dan tarian, menggunakan hewan sebagai terapi, pijat dan olahraga
  6. Obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Alzheimer yaitu acetylcholinester ase (AChE) inhibitors (donepezil, galantamine atau rivastigmine) atau memantine.

Bagaimana prospek (prognosis) penyakit Alzheimer

Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer dan kesulitan yang dihadapi secara bertahap akan menjadi semakin parah. Hal ini dapat menyebabkan banyak kesusahan bagi penderita Alzheimer itu sendiri maupun keluarganya.

Rata-rata orang dengan penyakit Alzheimer hidup sekitar 8 hingga 10 tahun setelah mereka mulai menunjukkan gejala, tetapi ini sangat bervariasi dari orang ke orang.

 

Apakah penyakit Alzheimer bisa dihindari?

Karena penyebab dari penyakit Alzheimer tidak jelas, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan yang dapat mengurangi risiko atau menunda timbulnya demensia, seperti:

  1. Berhenti merokok
  2. Menjaga asupan alkohol, jangan melewati batas
  3. Makan makanan seimbang
  4. Menjaga berat badan tetap ideal
  5. Tetap aktif secara fisik dan aktif secara mental

 

 

Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan

Dr. dr. Yetty Ramli, Sp.N (K)

SPESIALIS
saraf sub. neurorestorasi, saraf
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Karawang
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan

dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.N (K), Subsp.NGD, PHD.

SPESIALIS
saraf, saraf sub. perilaku/demensia
Mandaya Royal Puri
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan
Mandaya Karawang
Slot pemesanan waktu nyata dan konfirmasi instan

Brain-Spine-Pain

Nov 20, 2024

Waspadai Tumor Otak

Brain-Spine-Pain

Nov 19, 2024

Penanganan Cedera Kepala

Berita

Nov 11, 2024

dr. Yetty Ramli, Dokter Spesialis Saraf yang Berfokus Pada Neurorestorasi Pasca Stroke

Berita

Okt 08, 2024

RS Mandaya Puri Miliki Test Anti-MuSK Guna Diagnosis Myasthenia Gravis

Berita

Sep 13, 2024

Rekomendasi Dokter Spesialis Saraf di Karawang – RS Mandaya Karawang

Artikel

Agu 19, 2024

Mengenal Myasthenia Gravis Bersama dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K (K)

Artikel

Agu 14, 2024

Rekomendasi Dokter Spesialis Stroke di Jakarta dan Tangerang

Artikel

Agu 13, 2024

Testimoni Pengidap FSHD yang Berjuang 12 Tahun Mendapatkan Pengobatan yang Tepat 

Artikel

Agu 13, 2024

Migrain Aura: Pengertian, Penyebab, Gejala, hingga Pengobatannya

Artikel

Agu 12, 2024

10 Cara Mengatasi Migrain Dengan Cepat

Artikel

Agu 09, 2024

Rekomendasi Dokter Saraf Spesialis Migraine di Jakarta dan Tangerang

Artikel

Agu 07, 2024

Apakah Myasthenia Gravis Bisa Sembuh Total?

Artikel

Agu 05, 2024

Pengalaman Pasien Myasthenia Gravis Mendapatkan Pengobatan dari Dokter Spesialis Saraf Otot

Artikel

Agu 05, 2024

Pengalaman Pasien Miositis: Perjalanan Pemulihan di Mandaya Royal Hospital Puri

Artikel

Agu 01, 2024

Lumpuh Setengah Badan Tanda Penyakit Saraf Langka

Artikel

Jul 18, 2024

Kesemutan Lalu Lumpuh, Kenali Gejala Guillain Barre Syndrome (GBS)

Artikel

Jul 01, 2024

7 Penyebab Tangan Sering Kesemutan

Artikel

Jun 28, 2024

Jenis-Jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya

Berita

Jun 24, 2024

Peluncuran Pusat Neuromuscular di RS Mandaya Puri, Pertama di Indonesia yang Bisa Tangani Penyakit Saraf dan Otot yang Langka

Artikel

Jun 08, 2024

Mengenal Golden Time Stroke untuk Cegah Lumpuh Saat Serangan

Artikel

Jun 08, 2024

6 Jenis Terapi Stroke yang Bisa Bantu Pemulihan

Artikel

Mei 30, 2024

Sering Kesemutan Gejala Penyakit Apa? Deteksi dengan Dokter Ahli di Mandaya Royal Hospital Puri

Artikel

Mei 29, 2024

Penanganan Penyakit Otot (Miopati) Lengkap di Mandaya Royal Hospital Puri Oleh Dokter Neuromuskular Langka 

Artikel

Mei 29, 2024

Pengobatan Saraf Terjepit dengan BESS: Operasi Minimal Invasif Terbaru

Artikel

Mei 27, 2024

Waspada Gangguan Lemah Otot yang Menjalar, Guillain-Barré Syndrome

Berita

Mei 27, 2024

RS Mandaya Royal Puri Miliki Pusat Layanan Penyakit Saraf Langka & Gangguan Otot, Menyebabkan Kelumpuhan

Artikel

Mei 27, 2024

Saraf Kejepit: Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Artikel

Mei 22, 2024

Pengobatan Myasthenia Gravis Terkini di RS Mandaya Royal Puri

Berita

Mei 21, 2024

Guillain-Barré Syndrome (GBS) Bisa Ditangani di Pusat Neuromuscular & Rare Disease Mandaya Royal Hospital Puri

Artikel

Mei 19, 2024

Disfagia: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Artikel

Mei 17, 2024

Pusat THT Mandaya Miliki Terapi Gangguan Menelan FEES Untuk Pasien Pasca Stroke

Artikel

Mei 14, 2024

Kelainan Otot: Jenis dan Gejala yang Perlu Diketahui

Artikel

Mei 14, 2024

7 Cara Menghilangkan Ngorok

Artikel

Mei 11, 2024

Pengobatan Saraf Kejepit dengan Laser PLDD Tanpa Sayatan Besar 0,8 Centimeter

Artikel

Mei 07, 2024

Penyakit Neuromuskular: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Berita

Apr 30, 2024

Dokter Luh Ari, Dokter Penyakit Saraf Langka yang Tangani Kelemahan Otot dan Epilepsi

Artikel

Apr 09, 2024

12 Gejala Penyakit Saraf yang Penting Dikenali

Artikel

Apr 08, 2024

Epilepsi pada Anak: Diagnosis hingga Pengobatannya

Artikel

Mar 30, 2024

Elektroensefalografi (EEG) - Prosedur dan Fungsinya

Artikel

Mar 29, 2024

Elektromiografi (EMG) untuk Tes Fungsi Saraf dan Otot

Artikel

Feb 22, 2024

Apa itu Stroke Iskemik? Ini Bedanya dengan Stroke Hemoragik

Artikel

Feb 24, 2022

TERAPI TROMBOLITIK UNTUK STROKE ISKEMIK

Berita

Feb 24, 2022

VERTIGO, SI PUSING BERPUTAR YANG BIKIN PUSING

Artikel

Nov 19, 2021

Homecare standar rumah sakit. Pelayanan Homecare terpercaya dari Mandaya Royal Hospital Puri.

Berita

Nov 19, 2021

Saya pernah terkena stroke. Bagaimana cara mencegah terjadinya stroke lagi (Stroke kedua)?

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes