fbpx

5 Penyebab Buang Air Kecil Tidak Tuntas dan Cara Mengatasinya

buang air kecil tidak tuntas

Buang air kecil tidak tuntas (retensi urine) adalah kondisi ketika kandung kemih tidak kosong sepenuhnya. Masalah ini lebih umum dialami oleh pria, tetapi juga bisa terjadi pada wanita. Retensi urine lebih sering diderita oleh orang-orang lanjut usia (lanjut usia). 

Saat Anda mengalami kondisi buang air kecil tidak tuntas, kandung kemih mungkin masih terasa penuh setelah kencing. Hal ini bisa terjadi karena kandung kemih tidak kosong sepenuhnya. Akibat kondisi ini, Anda mungkin merasa ingin buang air kecil lagi, bahkan setelah Anda baru saja buang air kecil dalam jumlah banyak.  

Lantas, apa penyebab buang air kecil yang tidak tuntas? Simak informasi selengkapnya berikut ini. 

Konsultasi dokter

Penyebab buang air kecil tidak tuntas

Terdapat beberapa penyebab buang air kecil yang tidak tuntas yang penting untuk disimak, yaitu:

1. Sumbatan

Ketika ada sesuatu yang menghalangi aliran urine melalui kandung kemih dan uretra, Anda mungkin bisa mengalami retensi urine. Penyumbatan (obstruksi) adalah salah satu penyebab paling umum dari kondisi buang air kecil tidak tuntas. 

Beberapa alasan mengapa Anda mengalami penyumbatan meliputi:

  • Prostat membesar: Penyumbatan dapat terjadi ketika kelenjar prostat membesar sehingga menekan uretra.
  • Obstruksi saluran keluar kandung kemih: Obstruksi ini memengaruhi leher kandung kemih, yang merupakan area tepat sebelum urine keluar dari tubuh.
  • Obstruksi ureter: Batu ureter, bekuan darah, tumor, atau faktor lain dapat menyebabkan penyumbatan di uretra. 
  • Sistokel: Kondisi ketika kandung kemih turun ke dalam vagina. 
  • Rektokel: Kondisi saat rektum turun ke dalam dinding vagina.
  • Striktur uretra: Uretra menyempit karena jaringan parut. 

Baca juga: Terapi Prostat Bengkak dengan Metode Uap Air Tanpa Operasi

2. Konsumsi obat-obatan tertentu

Konsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan kondisi buang air kecil tidak tuntas. Obat-obatan ini meliputi antihistamin, antispasmodik, opiat, hingga antidepresan trisiklik. Berbagai obat ini bisa mengubah cara kerja otot kandung kemih Anda. 

Obat-obatan lain yang bisa menyebabkan efek samping terhadap pengendalian kandung kemih yaitu:

  • Beberapa obat penurun tekanan darah
  • Antipsikotik
  • Relaksan otot. 

3. Masalah saraf

Tahukah Anda bahwa masalah saraf juga bisa memicu buang air kecil tidak tuntas? 

Otak berperan dalam proses buang air kecil. Proses keluarnya urine saat kencing terjadi ketika otak memberi tahu otot kandung kemih untuk mengencang dan mengeluarkan urine Anda. 

Otak kemudian memberi tahu otot sfingter di sekitar uretra untuk rileks. Ini memungkinkan aliran urine keluar dari tubuh. Jika ada masalah dalam cara otak berkomunikasi dengan saraf, maka masalah buang air kecil bisa muncul.

Penyebab masalah saraf bisa meliputi:

  • Stroke
  • Diabetes
  • Multiple sclerosis (MS)
  • Trauma pada tulang belakang atau panggul akibat kecelakaan atau cedera
  • Tekanan pada sumsum tulang belakang akibat tumor dan herniasi diskus
  • Persalinan vagina
  • Beberapa jenis operasi panggul.

4. Infeksi atau pembengkakan

Infeksi dan pembengkakan (peradangan) juga bisa memengaruhi aliran kencing melalui uretra. Beberapa contoh retensi urine akibat infeksi atau peradangan meliputi:

  • Prostatitis: Infeksi atau peradangan pada prostat yang menyebabkannya membengkak dan menekan uretra sehingga menghalangi aliran kencing.
  • Infeksi saluran kemih (ISK): Infeksi saluran kemih bisa menyebabkan uretra membengkak atau menyebabkan kelemahan pada kandung kemih. Keduanya bisa memicu kondisi buang air kecil tidak tuntas.
  • Infeksi menular seksual (IMS): Infeksi yang menyebar melalui hubungan seksual juga bisa menyebabkan pembengkakan dan menyebabkan retensi urine. 

5. Operasi

Anda mungkin mengalami retensi urine setelah menjalani operasi penggantian sendi (seperti penggantian pinggul) atau operasi tulang belakang. Anestesi umum selama prosedur juga bisa menyebabkan retensi umum sementara. 

Baca juga: Rekomendasi Dokter Spesialis Urologi di Jakarta yang Ada di Mandaya Royal Hospital Puri

Pengobatan kondisi buang air kecil tidak tuntas

Pengobatan kondisi buang air kecil tidak tuntas atau retensi urine bergantung pada penyebabnya. Beberapa penyebab dari kondisi ini lebih mudah diobati daripada penyebab yang lain. 

Beberapa pengobatan dan penanganan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter meliputi:

  • Antibiotik untuk infeksi saluran kemih
  • Terapi fisik untuk disfungsi dasar panggul
  • Mengganti obat ketika obat resep adalah penyebabnya
  • Menggunakan kateter untuk menguras kandung kemih
  • Prosedur bedah bernama dilatasi uretra untuk mengatasi uretra yang tersumbat atau menyempit
  • Memasukkan tabung stent ke dalam uretra untuk mencegah penyumbatan di masa mendatang
  • Operasi untuk mengangkat jaringan prostat yang membesar, tumor pada prostat, atau bahkan prostat itu sendiri
  • Operasi perbaikan sistokel.

Terkadang, dokter mungkin juga merekomendasikan perubahan gaya hidup, seperti minum lebih banyak air, langsung ke kamar mandi ketika keinginan kencing muncul, atau meningkatkan aktivitas fisik. 

Terapi Rezum untuk atasi buang air kecil tidak tuntas

Buang air kecil yang tidak tuntas juga bisa disebabkan oleh pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH), yaitu kondisi yang ditandai dengan kelenjar prostat yang membesar. Jika ini kasusnya, dokter dapat merekomendasikan terapi Rezum untuk mengatasinya.

Terapi Rezum metode uap air adalah perawatan non-bedah yang menggunakan energi alami yang tersimpan dalam uap air untuk menghilangkan kelebihan jaringan prostat yang menekan uretra. 

Terapi Rezum memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

  • Prosedurnya aman dan efektif, dengan hasil jangka panjang yang baik
  • Tidak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan pembesaran prostat jinak
  • Perbaikan gejala pembesaran prostat jinak sudah bisa dirasakan dalam beberapa minggu
  • Menjaga fungsi seksual
  • Merupakan prosedur rawat jalan (pasien bisa pulang pada hari yang sama setelah prosedur)
  • Tidak memerlukan anestesi (obat bius) umum
  • Masa pemulihan yang cepat
  • Prosedur dapat diulangi jika gejala pembesaran prostat jinak kambuh. 

Apabila Anda tertarik untuk mencoba terapi Rezum metode uap air untuk mengatasi kondisi buang air kecil tidak tuntas akibat pembesaran prostat jinak, Anda bisa langsung datang ke RS Mandaya Puri. Kami sudah memiliki layanan terapi Rezum yang didukung oleh tim dokter spesialis urologi yang ahli di bidangnya. 

Konsultasi dokter

Punya pertanyaan lebih lanjut tentang kondisi buang air kecil tidak tuntas atau retensi urine, atau ingin mengenal terapi Rezum lebih mendalam? Jangan ragu untuk datang ke Pusat Urologi Mandaya Royal Hospital Puri dan langsung berkonsultasi dengan tim dokter spesialis urologi kami. 

Gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes