fbpx

Apa Itu Penyakit Lupus? Kenali Gejala, Penyebab dan Penanganannya di RS Mandaya Puri

Apa Itu Penyakit Lupus? Kenali Gejala, Penyebab dan Penanganannya di RS Mandaya Puri

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan di berbagai bagian tubuh. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi diri dari infeksi justru menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri. Akibatnya, penderita lupus dapat mengalami berbagai keluhan yang bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terdampak.

Penyakit lupus dapat merusak berbagai organ penting seperti kulit, darah, sendi, ginjal, otak, jantung, dan paru-paru. Gejalanya bisa muncul secara perlahan maupun tiba-tiba, ringan hingga berat, dan sering kali kambuh secara berulang. Karena kompleksitasnya, lupus memerlukan penanganan menyeluruh dan pemantauan jangka panjang oleh tenaga medis yang berpengalaman.

Di RS Mandaya Royal Puri, penanganan lupus dilakukan oleh dr. Gantira Wijayakusumah Danasasmita, Sp.PD, Subsp.R(K), seorang dokter spesialis penyakit dalam yang menempuh pendidikan subspesialis di bidang reumatologi. Reumatologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang menyerang sendi, otot, tulang, dan jaringan ikat, seperti lupus, rematik, artritis, gout, serta berbagai gangguan autoimun lainnya.

Konsultasi dokter

Jenis-jenis penyakit lupus yang penting untuk dikenali

Dokter kadang menyebut lupus dengan istilah Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Ini adalah jenis lupus yang paling umum, di mana peradangan terjadi di seluruh tubuh. Selain SLE, terdapat beberapa jenis lupus lainnya, yaitu:

  • Cutaneous Lupus Erythematosus: Jenis lupus yang hanya menyerang kulit, biasanya ditandai dengan ruam atau bercak kemerahan.
  • Drug-Induced Lupus: Jenis lupus yang muncul akibat efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu. Kondisi ini umumnya bersifat sementara dan dapat membaik setelah obat penyebabnya dihentikan.
  • Neonatal Lupus: Jenis lupus yang dialami oleh bayi sejak lahir. Bayi yang orang tuanya memiliki lupus berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini, meskipun tidak semua bayi dengan orang tua penderita lupus akan mengalaminya.

Baca juga: Dokter Spesialis Lupus dan Autoimun di Tangerang dan Jakarta Barat

Apa saja gejala lupus?

Gejala lupus bisa berbeda pada setiap orang, tergantung pada organ atau sistem tubuh mana yang terkena. Setiap penderita lupus dapat mengalami kombinasi gejala yang unik, dengan tingkat keparahan yang bervariasi.

Beberapa gejala lupus yang paling umum meliputi:

  • Nyeri pada sendi, otot, atau dada (terutama saat menarik napas dalam)
  • Sakit kepala
  • Ruam kulit, terutama di wajah yang membentuk pola seperti kupu-kupu
  • Demam
  • Rambut rontok
  • Sariawan atau luka di dalam mulut
  • Lelah berlebihan
  • Sesak napas
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Bengkak pada lengan, kaki, atau wajah
  • Kebingungan atau gangguan konsentrasi
  • Penggumpalan darah.

Gejala lupus biasanya muncul dan menghilang secara bergelombang dalam fase yang disebut flare-up. Saat ini terjadi, gejalanya bisa cukup parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Di antara periode flare-up, penderita bisa mengalami masa dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala sama sekali, yang disebut remisi.

Umumnya, gejala lupus berkembang secara perlahan. Pada awalnya, penderita mungkin hanya merasakan satu atau dua tanda, kemudian gejalanya dapat bertambah atau berubah seiring waktu.

Konsultasi dokter

Penyebab lupus dan faktor risikonya

Hingga saat ini, para ahli belum mengetahui secara pasti apa yang menjadi penyebab utama lupus. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu munculnya penyakit ini, baik dari kondisi tubuh maupun lingkungan tempat seseorang tinggal. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Faktor genetik: Memiliki variasi gen tertentu dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami lupus.
  • Hormon: Reaksi terhadap hormon tertentu, terutama estrogen, diduga berperan dalam meningkatkan kemungkinan seseorang terkena lupus.
  • Faktor lingkungan: Kondisi lingkungan tempat tinggal, bekerja, atau beraktivitas juga bisa menjadi pemicu. Paparan sinar matahari berlebihan atau polusi udara, misalnya, dapat meningkatkan risiko lupus.
  • Riwayat kesehatan: Kebiasaan merokok, stres berkepanjangan, serta memiliki penyakit lain, terutama penyakit autoimun, juga dapat memicu timbulnya lupus.

Meskipun lupus bisa dialami oleh siapa saja, risikonya akan lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan lupus. Selain itu, risiko juga meningkat pada individu yang berjenis kelamin perempuan, terutama berusia antara 15-44 tahun.

Bahaya penyakit lupus jika tidak ditangani

Lupus dapat menimbulkan berbagai komplikasi atau masalah kesehatan lain seiring waktu. Kerusakan pada organ dan jaringan tubuh yang terjadi secara bertahap bisa memicu munculnya gangguan baru atau memperburuk kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat lupus antara lain:

  • Sensitivitas terhadap cahaya 
  • Mata kering 
  • Depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya
  • Kejang 
  • Anemia
  • Sindrom Raynaud, yaitu kondisi ketika jari tangan atau kaki terasa dingin dan berubah warna akibat gangguan sirkulasi darah
  • Osteoporosis atau penurunan kepadatan tulang
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal

Karena dapat memengaruhi banyak organ penting, penderita lupus perlu mendapatkan pemantauan dan penanganan medis secara rutin untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Penanganan penyakit lupus di RS Mandaya Royal Puri oleh dr. Gantira

Penanganan penyakit lupus di RS Mandaya Royal Puri akan dikerjakan oleh dr. Gantira. Beliau akan merekomendasikan perawatan yang berfokus pada pengendalian gejala lupus. Tujuan utama pengobatan adalah untuk meminimalisir kerusakan organ dan mengurangi dampak lupus terhadap aktivitas sehari-hari. Biasanya, pasien memerlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk membantu mengurangi frekuensi kambuhnya gejala serta meringankan tingkat keparahannya saat kambuh terjadi.

Beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk menangani lupus antara lain:

  • Hydroxychloroquine: Obat resep yang awalnya digunakan untuk mengobati malaria ini terbukti efektif meredakan gejala lupus dan memperlambat perkembangan penyakitnya.
  • NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs): Obat pereda nyeri yang juga berfungsi mengurangi peradangan. Dokter akan menentukan jenis dan dosis NSAID yang sesuai. Hindari penggunaan NSAID lebih dari 10 hari berturut-turut tanpa berkonsultasi dengan dokter.
  • Kortikosteroid: Obat antiinflamasi resep yang sering digunakan untuk mengatasi lupus, salah satunya prednison. Kortikosteroid dapat diberikan dalam bentuk tablet yang diminum atau melalui suntikan langsung ke sendi yang meradang.
  • Imunosupresan: Obat yang bekerja dengan menekan aktivitas sistem kekebalan tubuh agar tidak menyerang jaringan tubuh sendiri. Jenis obat ini membantu mencegah peradangan dan kerusakan jaringan lebih lanjut.

Selain obat-obatan tersebut, pasien lupus mungkin memerlukan terapi tambahan untuk mengatasi kondisi kesehatan lain yang disebabkan oleh lupus, seperti anemia, tekanan darah tinggi, atau osteoporosis. Pendekatan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap pasien.

Jadwal praktek dr. Gantira di RS Mandaya Royal Puri

dr. Gantira Wijayakusumah Danasasmita, Sp.PD, Subsp.R(K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Selasa: 15.00 – 18.00 WIB
  • Jumat: 10.00 – 13.00 WIB
  • Sabtu: 15.00 – 18.00 WIB

Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri dan bertemu dr. Gantira, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Konsultasi dokter

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes