
dr. Dewi Lizanty, M.Kes, SpTHT-BKL

Spesialis | THT - Kepala Leher |
Lokasi | Mandaya Royal Puri |
Bahasa | Indonesia, English |
Mandaya Royal Puri
Mandaya Karawang
Bahasa
Spesialis | THT - Kepala Leher |
Lokasi | Mandaya Royal Puri |
Bahasa | Indonesia, English |
Dispraksia adalah gangguan perkembangan otak dan koordinasi yang menyebabkan anak mengalami dalam kemampuan gerak dan koordinasi. Kondisi ini juga dikenal dengan developmental coordination disorder (DCD). Dengan terapi yang tepat seperti terapi okupasi, anak-anak dapat melakukan tugas sehari-hari dengan lebih baik.
Dispraksia adalah suatu gangguan yang memengaruhi koordinasi dan kemampuan gerak anak. Anak yang mengalami dispraksia umumnya akan kesulitan dalam koordinasi tubuh, seperti mengendarai sepeda atau berolahraga.
Selain itu, dispraksia juga dapat menyebabkan gangguan motorik anak, sehingga memengaruhi kemampuannya dalam menulis, mengambil barang, ataupun mengancing baju. Meski termasuk sebagai salah satu gangguan belajar, kondisi ini tidak memengaruhi kecerdasan anak Anda.
Dispraksia biasanya dapat muncul sejak usia awal ataupun masuk usia sekolah. Gangguan pada motorik kasar dan motorik halus membuat anak yang mengalami dispraksia sering kali bersifat kikuk dan menabrak benda atau orang. Gejalanya pertamanya bisa muncul pada usia awal anak (di bawah 1 tahun) ataupun saat anak mencapai usia balita dan siap sekolah.
Beberapa tanda anak mungkin mengalami dispraksia, yaitu:
Walau memiliki gangguan koordinasi, dispraksia tidaklah sama dengan cerebral palsy yang juga memengaruhi kemampuan motorik anak.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini. Namun, para ahli menduga dispraksia terjadi karena adanya gangguan pada hubungan antar-saraf di otak. Kondisi ini dikaitkan erat dengan masalah genetik.
Artinya, anak yang mengalami dispraksia biasanya memiliki orang tua atau keluarga dengan kondisi serupa.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak mengalami dispraksia, yaitu:
Untuk mendiagnosis dispraksia, Anda mungkin perlu menemui beberapa jenis dokter, seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis anak konsultan saraf, terapi okupasi, dan psikologi anak.
Sebab, tidak ada tes kesehatan yang dapat menunjukkan dengan pasti. Pemeriksaan kesehatan mungkin dapat dilakukan untuk mengeliminasi penyebab lain.
Jadi, dokter dan tenaga kesehatan lain akan melakukan beberapa evaluasi, seperti:
Spesialis | |
Lokasi | Mandaya Karawang |
Bahasa | Indonesia, English |
Pendidikan :
Disleksia adalah gangguan belajar yang membuat seseorang kesulitan memproses bahasa yang tertulis, seperti mengeja, menulis, dan membaca. Hal ini terjadi akibat adanya gangguan pada otak dalam memproses bahasa tertulis.
Kondisi ini paling sering diketahui saat anak masuk usia sekolah dan mulai belajar baca tulis. Meski demikian, kondisi ini sangat bisa ditangani dan tidak memengaruhi kecerdasan anak.
Disleksia adalah salah satu kondisi yang termasuk ke dalam gangguan belajar. Secara spesifik, disleksia mengacu pada anak yang mengalami kesulitan dalam membaca. Hal ini terjadi karena ada perbedaan cara otak dalam memproses bahasa yang diucapkan dan mengubahnya ke dalam bentuk tulisan.
Itu sebabnya, disleksia biasanya terdeteksi ketika anak masuk usia sekolah atau saat anak mulai belajar membaca.
Kondisi ini tidak bisa disembuhkan. Namun, dengan dukungan emosional dan metode pembelajaran yang tepat, anak yang mengalami disleksia akan dapat membaca dan menulis seperti anak lain kebanyakan.
Gejala utama disleksia adalah anak yang umumnya kesulitan membaca dan merangkai kata dari tulisan yang dilihatnya.
Berikut ini adalah tanda anak Anda mungkin mengalami disleksia:
Tanda di atas umumnya muncul ketika anak mulai masuk usia sekolah dan belajar membaca. Namun, ada beberapa gejala lain yang bisa Anda waspadai untuk mengenali disleksia pada anak yang belum sekolah, sepetri:
Belum diketahui penyebab pasti disleksia. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami disleksia, yaitu::
Meskipun disleksia terjadi karena ada perbedaan cara otak dalam memproses informasi tertulis, tidak ada tes yang dapat dengan pasti mendeteksi kondisi ini. Jadi, penilaian yang dilakukan biasanya melakukan evaluasi kemampuan anak dalam membaca.
Beberapa pemeriksaan untuk mengidentifikasi disleksia, antara lain:
Dokter juga mungkin akan melakukan tanya jawab riwayat kesehatan keluarga.
Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan cairan tubuh tidak seimbang sehingga membuat produksi urine jadi lebih banyak. Orang yang mengalami diabetes insipidus biasanya akan merasa sering kencing dan sangat haus, mirip dengan gejala diabetes melitus.
Meski begitu, diabetes insipidus dan diabetes melitus adalah dua kondisi yang berbeda dan sama sekali tidak berhubungan walau punya kemiripan nama. Apa yang menyebabkan diabetes insipidus?
Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan Anda sering buang air kecil dan merasa sering haus, sekalipun baru saja minum. Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi terlalu banyak urine.
Normalnya, seseorang akan mengeluarkan urine sebanyak 1-3 liter. Akan tetapi, dalam kasus yang berat, orang yang mengalami diabetes insipidus bisa buang air kecil hingga 20 liter setiap harinya.
Walau punya nama yang mirip dan gejala yang sama, diabetes insipidus dan diabetes melitus adalah dua kondisi yang berbeda dan tidak berhubungan.
Perbedaan utama antara penyakit diabetes melitus dan diabetes insipidus adalah penyebab yang mendasarinya. Diabetes melitus sering kali disebabkan oleh masalah hormon insulin, yang berakibat pada naiknya kadar gula darah.
Sementara, diabetes insipidus sering kali disebabkan oleh adanya gangguan hormon antidiuretik. Jadi, mereka sering kali memiliki kadar gula darah yang normal, tapi ginjalnya tidak dapat memproses urine seperti seharusnya.
Meski begitu, diabetes insipidus termasuk kondisi yang jarang terjadi.
Diabetes insipidus dan diabetes melitus memiliki gejala yang serupa. Gejala paling khas dari diabetes insipidus adalah sering buang air kecil (poliuria) dan sering haus (polidipsia).
Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes insipidus yang mungkin terjadi:
Untuk anak-anak dan bayi yang belum bisa mengungkapkan, orangtua mungkin bisa kesulitan mengetahui kondisi sang anak. Maka itu, berikut ini beberapa gejala diabetes insipidus pada anak yang bisa orangtua waspadai:
Meski mengompol adalah salah satu tanda gejala diabetes insipidus pada anak, kebanyakan kasus mengompol biasanya tidak menandakan diabetes insipidus.
Penyebab utama dari diabetes insipidus adalah adanya gangguan hormon antidiuretik (ADH) atau disebut juga vasopressin. Hal ini dapat terjadi akibat masalah produksi yang terganggu atau cara tubuh merespons hormon antidiuretik.
Normalnya, cairan tubuh akan disaring di ginjal untuk dipisahkan antara limbah dan cairan yang berguna bagi tubuh. Setelah selesai difilter, hormon antidiuretik akan mengembalikan cairan di ginjal kembali ke aliran darah. Proses inilah yang terganggu pada orang pasien diabetes insipidus.
Terdapat beberapa jenis diabetes insipidus yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:
Hormon ADH diproduksi di bagian otak, yaitu hipotalamus. Nantinya, hormon ini akan disimpan di kelenjar pituitari. Adanya kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari akan memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan hormon antidiuretik.
Hal ini kemudian akan memengaruhi cara tubuh dalam memproduksi urine.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan hipotalamus dan kelenjar pituitari, seperti tumor, cedera kepala, penyakit tertentu, atau efek samping operasi kepala.
Orang yang memiliki diabetes insipidus nefrogenik memproduksi hormon antidiuretik yang cukup. Akan tetapi, ginjal tidak dapat merespons sebagaimana mestinya.
Akibatnya, cairan di ginjal tidak dapat kembali ke aliran darah, malah terbuang lewat urine.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik, antara lain:
Diabetes insipidus dipsogenik juga terjadi akibat adanya masalah pada hipotalamus, tapi bukan pada produksi hormon antidiuretik. Masalah terjadi pada pusat pengaturan rasa haus di otak sehingga membuat Anda merasa sangat haus dan minum terus-menerus.
Akibatnya, Anda juga jadi lebih sering buang air kecil. Beberapa penyebabnya, antara lain kerusakan hipotalamus akibat operasi, infeksi, peradangan, tumor, gangguan mental, dan cedera kepala.
Diabetes insipidus gestasional adalah kondisi yang terjadi selama kehamilan, dan biasanya bersifat sementara. Kondisi ini terjadi ketika plasenta memproduksi terlalu banyak enzim yang memecah hormon antidiuretik.
Risiko diabetes insipidus akan meningkat pada orang dengan kondisi berikut:
Untuk mendiagnosis diabetes insipidus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter, yaitu:
Tes hormon antidiuretik. Pemeriksaan ini dilakukan setelah tes deprivasi air. Nantinya, dokter akan memberikan vasopressin (ADH) dosis rendah lewat injeksi untuk melihat respons tubuh terhadap hormon dan menentukan jenis diabetes insipidus
Duchenne muscular dystrophy atau DMD adalah kelainan genetik yang ditandai dengan kerusakan otot secara yang berkembang secara cepat, membuat otot menjadi lemah. Kondisi ini terjadi saat protein distrofin yang berfungsi untuk menjaga fungsi sel otot, mengalami kerusakan.
Gejala DMD biasanya muncul saat berusia 2-3 tahun. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Meski begitu, anak perempuan juga bisa terkena.
Kondisi ini termasuk langka. Di Amerika Utara dan Eropa, jumlah pengidap DMD adalah 6:100.000. Di Indonesia, belum terdapat catatan jumlah kasus DMD.
Berikut gejala-gejala yang mungkin dialami oleh pengidap Duchenne Muscular Dystrophy:
DMD adalah salah satu jenis dari distrofi otot. Kondisi ini disebabkan oleh mutasi gen yang dalam kondisi normal memberikan instruksi untuk protein dystrophin. Protein ini berperan penting dalam menjaga struktur otot.
Pada orang dengan DMD, sel otot mengalami kematian (nekrosis). Akibatnya, gejala-gejala seperti di atas terjadi.
Kondisi ini paling sering mempengaruhi anak laki-laki, terutama yang lahir dari ibu yang membawa gen penyakit ini (wanita dengan kelainan gen, tetapi tidak menunjukkan gejala). Peluang terkena DMD bagi anak dengan masalah gen warisan mencapai 50%. Sementara pada anak perempuan yang lahir dari ibu yang memiliki gen DMD memiliki peluang 50% untuk menjadi pembawa.
Untuk mendiagnosis DMD, beberapa pemeriksaan berikut bis dilakukan:
Otot yang rusak memproduksi kreatin kinase. Jadi jika kadar zat ini meningkat, maka ada indikasi bahwa ada kerusakan otot di tubuh.
Tes genetik dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya gen distrofin.
Biopsi otot dilakukan dengan cara mengambil sedikit sampel jaringan otot untuk melihat kerusakan pada struktur otot sebagai tanda DMD.
EKG atau elektrokardiogram dilakukan karena DMD hampir pasti menimbulkan gangguan juga pada jantung.
Duchenne Muscular Dystrophy tidak bisa diobati hingga tuntas, namun gejalanya bisa diredakan dengan cara:
Obat-obatan ini bisa menunda hilangnya kekuatan otot hingga meningkatkan fungsi paru-paru.
Terapi fisik utamanya dilakukan untuk mencegah kontraktur atau perlekatan permanen otot, kulit, dan tendon.
Pada kasus yang parah, mungkin diperlukan operasi untuk memperbaiki kontraktur atau skoliosis pada tulang belakang.
DMD dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak dan membuatnya kesulitan melakukan kegiatan sehati-hari. Namun, dengan pengobatan yang tepat, gejala-gejala yang dirasakan oleh para pengidap bisa membaik. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala DMD, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter.
Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional biasanya memiliki kadar gula darah yang normal sebelum kehamilan dan naik saat hamil. Akan tetapi, kadar gula darahnya cenderung akan kembali normal setelah melahirkan.
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi selama masa kehamilan. Ibu hamil yang punya diabetes gestasional biasanya punya kadar gula darah yang normal sebelum hamil.
Jika tidak dikendalikan, diabetes gestasional adalah salah satu komplikasi kehamilan yang berdampak pada ibu dan janin. Namun, diabetes pada ibu hamil sangat bisa dikendalikan dengan pola makan bergizi, rutin olahraga, dan pengobatan jika diperlukan.
Selain itu, kadar gula darah pada ibu hamil yang mengalami diabetes biasanya akan kembali setelah sang ibu melahirkan.
Tidak seperti diabetes tipe 1 yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin, diabetes gestasional terjadi karena saat hamil, tubuh mengalami perubahan hormon yang cukup signifikan.
Perubahan hormon selama kehamilan inilah yang membuat insulin tidak dapat bekerja secara optimal dan menyebabkan resistensi insulin pada ibu hamil. Resistensi insulin inilah yang akhirnya membuat tubuh tidak dapat mengubah glukosa menjadi energi.
Para ahli belum memahami dengan pasti hal yang menyebabkan seorang wanita mengalami resistensi insulin saat hamil. Akan tetapi, kelebihan berat badan sebelum hamil jadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko ibu hamil mengalami diabetes gestasional.
Berikut ini adalah beberapa hal yang meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes saat hamil:
Baca juga: Persiapkan Kehamilan Agar Janin Sehat
Umumnya, diabetes gestasional tidak menimbulkan gejala apa pun dan terdeteksi saat Anda menjalankan pemeriksaan darah rutin selama masa kehamilan.
Meski demikian, beberapa gejala yang mungkin ibu hamil rasakan jika mengalami diabetes gestasional, antara lain:
Diagnosis diabetes gestasional pada ibu hamil dilakukan dengan melakukan pemeriksaan gula darah. Biasanya, pemeriksaan gula darah ini jadi salah satu pemeriksaan saat kontrol kehamilan pada trimester kedua, yaitu sekitar minggu ke-24 atau 28 kehamilan.
Akan tetapi, jika Anda memiliki risiko diabetes, seperti kelebihan berat badan sebelum hamil atau pernah mengalami diabetes gestasional sebelumnya, dokter mungkin saja akan meminta Anda melakukan pemeriksaan kadar gula darah pada kunjungan awal kehamilan seperti pada minggu kedelapan.
Cara diagnosis diabetes gestasional, yaitu:
Apabila Anda memiliki gejala diabetes, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan gula darah sewaktu. Apabila hasilnya lebih dari 200 mg/dL atau 11.1 mmol/L, Anda didiagnosis diabetes.
Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga dapat meminta Anda melakukan tes gula darah puasa. Pemeriksaan ini mewajibkan Anda berpuasa 8-12 jam pada malam hari.
Pengambilan darah akan dilakukan pada pagi hari. Apabila hasilnya lebih dari 7 mmol/L atau di atas 126 mg/dL, kemungkinan Anda mengalami diabetes gestasional.
Pemeriksaan ini kemudian akan dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) untuk memastikan hasil yang ada.
Usai berpuasa dan diambil darah untuk memeriksa gula darah puasa, Anda akan diberikan 75 gram larutan gula yang harus diminum. Sampel darah Anda akan kembali diambil 1 jam setelahnya.
Bila hasilnya lebih dari 10 mmol/L atau di atas 180 mg/dL, kemungkinan besar Anda mengalami diabetes gestasional.
Dua jam setelah minum larutan gula, sampel darah akan kembali diambil untuk melihat bagaimana tubuh memproses gula darah.
Anda dikatakan memiliki diabetes gestasional jika hasilnya ada di antara 8,5-11 mmol/L atau 153-199 mg/dL.
Distrofi otot adalah kelompok penyakit genetik yang mengakibatkan melemahnya otot secara progresif (bertahap). Hal ini terjadi karena adanya gangguan dalam produksi atau fungsi protein yang penting untuk kesehatan otot.
Seringkali distrofi terjadi pada sekelompok otot tertentu. Namun ada juga kasus di mana kondisi ini dapat memengaruhi otot jantung atau pernapasan sehingga dapat mengancam jiwa.
Seiring waktu, penderita kondisi ini akan mengalami kesulitan beraktivitas akibat melemahnya otot. Sayangnya karena gangguan ini bersifat genetik, sampai saat ini belum ada cara pencegahan yang efektif untuk mengatasinya.
Penyebab utama distrofi otot adalah kelainan genetik. Di dalam tubuh manusia terdapat gen yang berfungsi memproduksi protein untuk otot. Saat terjadi kelainan pada gen ini, tubuh tidak memproduksi protein yang diperlukan otot sebagaimana mestinya sehingga menjadi lemah secara bertahap.
Tergantung dari jenisnya, kondisi ini lebih sering muncul pada anak laki-laki. Tetapi beberapa orang juga bisa mengalaminya setelah dewasa.
Saat ini ada beberapa jenis distrofi otot. Masing-masing memiliki gejala yang sedikit berbeda satu dengan yang lainnya. Namun semuanya memiliki gejala umum seperti:
Ini merupakan jenis distrofi otot yang paling sering terjadi. Umumnya dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Kelemahan otot terjadi di bagian pundak dan panggul sehingga menyebabkan anak kesulitan bangun dari posisi telentang. Selain umum, kondisi ini juga terbilang parah karena dapat menyebabkan pembengkakan otot jantung.
Mirip dengan distrofi otot Duchenne, hanya saja lebih ringan dan progresnya lebih lambat. Biasanya kondisi ini muncul pada usia remaja hingga 20 tahunan
Jenis gangguan yang dapat berkembang pada usia berapapun. Biasanya penderita tidak dapat merilekskan otot. Gangguan ini dapat terjadi pada otot wajah.
Kondisi ini memengaruhi otot wajah dan pundak. Dapat berkembang pada masa anak-anak atau dewasa, penyakit ini berkembang lambat dan biasanya tidak mengancam jiwa.
Limb-girdle muscular dystrophy (MD) adalah sebutan untuk sekolompok penyakit yang menyebabkan otot tangan dan kaki menjadi lemah. Otot yang paling sering terkena adalah yang paling dekat dengan bagian tengah tubuh, terutama bahu, lengan bagian atas, pelvis, dan paha.
Distrofi pada otot mata yang disebabkan oleh gangguan genetik. Kondisi ini membuat otot mata menjadi kendur, sehingga kelopaknya sulit terbuka.
Gangguan ini mengakibatkan kelemahan pada otot betis yang kemudian dilanjutkan dengan melemahnya otot bahu.
Untuk mendiagnosis muscular dystrophy, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:
Kondisi distrofi ini memang tidak dapat disembuhkan. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan harapan hidup penderitanya. Berikut beberapa penanganan yang bisa dilakukan oleh dokter:
Mengetahui gejala dan jenis distrofi otot penting untuk penanganan yang tepat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala distrofi otot, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Jangan ragu untuk berkonsultasi di Mandaya Royal Hospital. Poli Brain-Spine-Pain kami siap untuk menangani berbagai keluhan otot seperti distrofi otot. Selain itu Mandaya Hospital memiliki layanan rehabilitasi medik untuk membantu pasien mengembalikan fungsi ototnya.
Atur janji temu Anda dengan dokter sekarang juga lewat Chat Whatsapp, halaman Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store. Selain janji temu, Anda juga bisa memantau nomor antrian dan mendapatkan informasi lengkap lainnya di sana.