Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan cairan tubuh tidak seimbang sehingga membuat produksi urine jadi lebih banyak. Orang yang mengalami diabetes insipidus biasanya akan merasa sering kencing dan sangat haus, mirip dengan gejala diabetes melitus.
Meski begitu, diabetes insipidus dan diabetes melitus adalah dua kondisi yang berbeda dan sama sekali tidak berhubungan walau punya kemiripan nama. Apa yang menyebabkan diabetes insipidus?
Apa itu diabetes insipidus?
Diabetes insipidus adalah kondisi yang menyebabkan Anda sering buang air kecil dan merasa sering haus, sekalipun baru saja minum. Hal ini terjadi karena tubuh memproduksi terlalu banyak urine.
Normalnya, seseorang akan mengeluarkan urine sebanyak 1-3 liter. Akan tetapi, dalam kasus yang berat, orang yang mengalami diabetes insipidus bisa buang air kecil hingga 20 liter setiap harinya.
Walau punya nama yang mirip dan gejala yang sama, diabetes insipidus dan diabetes melitus adalah dua kondisi yang berbeda dan tidak berhubungan.
Perbedaan utama antara penyakit diabetes melitus dan diabetes insipidus adalah penyebab yang mendasarinya. Diabetes melitus sering kali disebabkan oleh masalah hormon insulin, yang berakibat pada naiknya kadar gula darah.
Sementara, diabetes insipidus sering kali disebabkan oleh adanya gangguan hormon antidiuretik. Jadi, mereka sering kali memiliki kadar gula darah yang normal, tapi ginjalnya tidak dapat memproses urine seperti seharusnya.
Meski begitu, diabetes insipidus termasuk kondisi yang jarang terjadi.
Gejala diabetes insipidus
Diabetes insipidus dan diabetes melitus memiliki gejala yang serupa. Gejala paling khas dari diabetes insipidus adalah sering buang air kecil (poliuria) dan sering haus (polidipsia).
Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes insipidus yang mungkin terjadi:
- Sering buang air kecil, setiap 15-20 menit
- Terbangun pada waktu malam untuk buang air kecil
- Urine berwarna bening
- Merasa sangat haus sekalipun baru saja minum
- Kelelahan
- Mudah tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
- Merasa pusing dan keliyengan
- Mulut, bibir, dan mata terasa kering
- Mual atau muntah
- Pingsan
Untuk anak-anak dan bayi yang belum bisa mengungkapkan, orangtua mungkin bisa kesulitan mengetahui kondisi sang anak. Maka itu, berikut ini beberapa gejala diabetes insipidus pada anak yang bisa orangtua waspadai:
- Rewel dan sering menangis
- Popok yang sering basah
- Mengompol
- Merasa sangat haus dan sering menginginkan air dingin
- Penurunan berat badan tanpa sebab
- Pertumbuhan terhambat
- Muntah
- Demam
- Sembelit
- Sakit kepala
- Masalah tidur
- Kehilangan nafsu makan
Meski mengompol adalah salah satu tanda gejala diabetes insipidus pada anak, kebanyakan kasus mengompol biasanya tidak menandakan diabetes insipidus.
Penyebab diabetes insipidus
Penyebab utama dari diabetes insipidus adalah adanya gangguan hormon antidiuretik (ADH) atau disebut juga vasopressin. Hal ini dapat terjadi akibat masalah produksi yang terganggu atau cara tubuh merespons hormon antidiuretik.
Normalnya, cairan tubuh akan disaring di ginjal untuk dipisahkan antara limbah dan cairan yang berguna bagi tubuh. Setelah selesai difilter, hormon antidiuretik akan mengembalikan cairan di ginjal kembali ke aliran darah. Proses inilah yang terganggu pada orang pasien diabetes insipidus.
Terdapat beberapa jenis diabetes insipidus yang dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1. Diabetes insipidus sentral
Hormon ADH diproduksi di bagian otak, yaitu hipotalamus. Nantinya, hormon ini akan disimpan di kelenjar pituitari. Adanya kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari akan memengaruhi produksi, penyimpanan, dan pelepasan hormon antidiuretik.
Hal ini kemudian akan memengaruhi cara tubuh dalam memproduksi urine.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan hipotalamus dan kelenjar pituitari, seperti tumor, cedera kepala, penyakit tertentu, atau efek samping operasi kepala.
2. Diabetes insipidus nefrogenik
Orang yang memiliki diabetes insipidus nefrogenik memproduksi hormon antidiuretik yang cukup. Akan tetapi, ginjal tidak dapat merespons sebagaimana mestinya.
Akibatnya, cairan di ginjal tidak dapat kembali ke aliran darah, malah terbuang lewat urine.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan diabetes insipidus nefrogenik, antara lain:
- Obat-obatan tertentu
- Kadar kalium yang rendah dalam darah
- Kadar kalsium yang terlalu tinggi dalam darah
- Saluran kencing tersumbat
- Mutasi genetik yang diturunkan
- Penyakit ginjal kronis
3. Diabetes insipidus dipsogenik
Diabetes insipidus dipsogenik juga terjadi akibat adanya masalah pada hipotalamus, tapi bukan pada produksi hormon antidiuretik. Masalah terjadi pada pusat pengaturan rasa haus di otak sehingga membuat Anda merasa sangat haus dan minum terus-menerus.
Akibatnya, Anda juga jadi lebih sering buang air kecil. Beberapa penyebabnya, antara lain kerusakan hipotalamus akibat operasi, infeksi, peradangan, tumor, gangguan mental, dan cedera kepala.
4. Diabetes insipidus gestasional
Diabetes insipidus gestasional adalah kondisi yang terjadi selama kehamilan, dan biasanya bersifat sementara. Kondisi ini terjadi ketika plasenta memproduksi terlalu banyak enzim yang memecah hormon antidiuretik.
Faktor risiko diabetes insipidus
Risiko diabetes insipidus akan meningkat pada orang dengan kondisi berikut:
- Minum obat-obatan tertentu, seperti diuretik
- Kadar kalsium yang tinggi atau kadar kalium yang rendah dalam darah
- Pernah mengalami cedera kepala atau operasi otak
- Punya anggota keluarga yang mengalami diabetes insipidus
- Pernah mengalami diabetes insipidus pada kehamilan sebelumnya
Diagnosis diabetes insipidus
Untuk mendiagnosis diabetes insipidus, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan dokter, yaitu:
- Urinalisis. Bertujuan untuk melihat apakah urine terlalu encer atau pekat. Sekaligus untuk mengetahui apakah sering buang air kecil yang Anda alami disebabkan oleh diabetes melitus atau bukan.
- Pemeriksaan darah. Untuk melihat kadar mineral dalam darah substansi lain yang mungkin menandakan diabetes insipidus.
- Tes deprivasi air. Pemeriksaan yang akan meminta Anda untuk tidak mengonsumsi cairan apa pun selama beberapa jam dan melihat jumlah urine yang dihasilkan. Pemeriksaan ini membantu menentukan apakah Anda memiliki diabetes insipidus atau tidak.
Tes hormon antidiuretik. Pemeriksaan ini dilakukan setelah tes deprivasi air. Nantinya, dokter akan memberikan vasopressin (ADH) dosis rendah lewat injeksi untuk melihat respons tubuh terhadap hormon dan menentukan jenis diabetes insipidus