Sebagai salah satu penyakit tidak menular yang menyerang 1.3 juta penduduk di dunia (Data WHO, tahun 2019), Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg (JNC VII, 2007). Diagnosis hipertensi ditegakkan bila tekanan darah >140/90 mmHg pada dua kali pengukuran di waktu yang berbeda. Sedangkan tekanan darah normal pada dewasa adalah <120/80 mmHg.
Hipertensi pada umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak penderitanya tidak menyadari dan mencari pengobatan. Padahal, hipertensi yang tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya pada beberapa organ.
Macam-Macam Komplikasi Hipertensi
Berikut ini adalah beberapa komplikasi hipertensi yang dapat terjadi :
- Masalah pada jantung dan pembuluh darah
Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada struktur dan fungsi jantung serta pembuluh darah, yang akan menyebabkan munculnya komplikasi seperti:
- Serangan jantung
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan struktur pembuluh darah, dimana pembuluh darah di jantung akan menebal dan mengeras (atherosklerosis). Kondisi ini akan meningkatkan resiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
- Gagal jantung
Tekanan darah yang tinggi akan penebalan dinding dan otot jantung, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini yang akan menyebabkan terjadinya gagal jantung.
- Aneurisma
Aneurisma adalah penonjolan pembuluh darah yang disebabkan oleh melemahnya dinding arteri akibat tekanan darah yang tinggi. Kondisi ini merupakan kondisi yang mengancam nyawa, terutama apabila tonjolan pembuluh darah tersebut pecah atau ruptur.
- Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Komplikasi hipertensi ini terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh tertentu, seperti kaki, lengan, perut, dan kepala, berkurang akibat rusaknya pembuluh darah.
- Masalah pada otak
Salah satu organ yang berisiko tinggi terkena kerusakan akibat komplikasi hipertensi adalah otak. Beberapa komplikasi hipertensi pada otak adalah:
- Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA)
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah otak mengeras, sehingga aliran darah di otak menjadi kurang lancar.
- Stroke
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan timbulnya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, yang dapat menganggu aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak.
- Anerisma otak
Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan melemahnya dinding pembuluh dari, yang akan berakhir pada kondisi aneurisma otak.
- Penurunan daya ingat
Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan aliran darah pada otak. Kondisi ini mengakibatkan gangguan pada kemampuan berpikir, mengingat, dan belajar.
- Kerusakan mata
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebakan melemah, menyempit, bahkan pecah pembuluh darah di retina. Salah satu komplikasi hipertensi pada mata yang paling sering terjadi adalah retinopati hipertensi. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan rusaknya pembuluh darah di retina, sehingga mengakibatkan penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
- Gangguan ginjal
Tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat menyebabkan melemahnya dan menyempitnya pembuluh darah di ginjal, yang akan mengganggu kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan baik.
- Disfungsi seksual
Tekanan darah yang tinggi dapat menghalangi aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi ereksi pada pria, terutama penderita diabetes. Sementara pada wanita, hipertensi dapat menurunkan libido (hasrat atau gairah seksual), serta membuat vagina kering dan sulit orgasme.
- Masalah tulang
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebakan pengeluaran kalsium berlebih melalui urin. Kondisi ini dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis atau keropos tulang, yang banyak terjadi pada wanita dewasa.
- Depresi dan Cemas
Cemas merupakan sebuah kondisi yang lumrah terjadi pada setiap orang yang menderita suatu penyakit tertentu, termasuk hipertensi. Kondisi cemas yang berlebihan hingga menganggu aktivitas sehari-hari termasuk ke dalam kondisi gangguan kecemasan. Apabila gangguan kecemasan ini berlanjut dan tidak mendapat penanganan yang tepat, maka resiko seseorang dengan hipertensi untuk mengalami depresi pun akan meningkat.