Kabar inspiratif datang dari dunia kuliner Indonesia. Faisal Esach Rifky, alumni MasterChef Indonesia Season 2 yang dikenal dengan nama Chef Esach, berhasil sembuh dari kanker limfoma Hodgkin (kanker kelenjar getah bening) stadium 4 yang dideritanya. Setelah menjalani rangkaian kemoterapi secara intensif di Mandaya Royal Hospital Puri, Chef Esach kini dinyatakan bebas dari kanker dan kembali menjalani aktivitas dengan kondisi yang jauh membaik.
Contents
Kolaborasi Pusat Kanker Darah Mandaya dengan NCIS–NUH Singapore

Dalam menangani setiap kasus kanker darah, termasuk limfoma Hodgkin, Pusat Kanker Darah Mandaya Royal Hospital Puri menjalin kerja sama erat dengan National University Cancer Institute–National University Hospital (NCIS–NUH) Singapore.
Setiap pasien kanker darah yang diterima akan dibahas secara komprehensif bersama tim medis internasional untuk memastikan diagnosis yang akurat dan rencana terapi yang paling sesuai dengan kondisi pasien.
Kolaborasi ini memungkinkan pasien mendapatkan rekomendasi pengobatan berbasis standar global tanpa harus menjalani pengobatan di luar negeri.
Baca juga: 7 Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening, Kapan Harus ke Dokter?
Perjalanan Chef Esach dari gejala awal hingga diagnosis limfoma stadium 4

Keluhan kesehatan Chef Esach bermula dari munculnya benjolan di area leher. Seiring waktu, gejala yang dirasakan semakin bertambah, mulai dari sesak napas, mual berkepanjangan, batuk yang tidak kunjung membaik, hingga penumpukan cairan di paru-paru.
Ia sempat menjalani pemeriksaan di beberapa rumah sakit di Indonesia, namun hasil diagnosis yang diperoleh masih beragam, mulai dari gangguan lambung, tuberkulosis (TBC), hingga dugaan kanker paru.
Untuk mendapatkan kepastian medis, Esach kemudian melanjutkan pemeriksaan ke Penang, Malaysia. Pada April 2024, hasil pemeriksaan PET Scan memastikan bahwa ia didiagnosis menderita limfoma Hodgkin stadium 4 yang telah menyebar ke paru-paru. Saat itu, Esach sempat menjalani satu kali sesi kemoterapi sebelum kembali ke Indonesia.
Baca juga: Bisakah Limfoma Sembuh Total?
Kondisi fisik memburuk dan keputusan melanjutkan pengobatan di Indonesia

Pada periode tersebut, kondisi fisik Chef Esach mengalami penurunan drastis. Aktivitas ringan seperti berjalan beberapa langkah saja sudah memicu sesak napas, hingga ia harus menggunakan kursi roda. Melihat kondisi ini, sang istri mencari alternatif pengobatan di dalam negeri dan menemukan bahwa Mandaya Royal Hospital Puri mampu melanjutkan protokol kemoterapi yang sama seperti yang sebelumnya dijalani di Penang.
“Istri cari informasi bahwa Mandaya Royal Hospital Puri bisa meneruskan pengobatan yang sama seperti di Penang, jadi akhirnya kita memutuskan untuk di Mandaya Royal Hospital Puri, daripada harus bolak-balik ke Penang, yang memang kondisi fisik tidak memungkinkan untuk bolak-bolak, karena waktu itu sampai tidak bisa jalan dan harus pakai kursi roda. Jalan sedikit saja sesak napas. Jadi waktu itu kita langsung dirujuk ke RS Mandaya,” ucap Faisal.
Baca juga: RS Khusus Kanker Darah di Indonesia Ada di Jakarta, RS Mandaya Puri
Setibanya di Jakarta, Chef Esach langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Mandaya Royal Puri. Tim medis menemukan adanya infeksi pada selang pigtail di area punggung, yaitu selang medis yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru. Selang tersebut segera dicabut guna mencegah komplikasi lebih lanjut.
Setelah menjalani perawatan intensif selama kurang lebih satu minggu hingga infeksi teratasi, kondisi Esach dinyatakan stabil dan siap melanjutkan kemoterapi.
Pengalaman menjalani kemoterapi di Mandaya Royal Hospital Puri
Selama proses pengobatan, Chef Esach menjalani kemoterapi melalui layanan One Day Care, sehingga tidak memerlukan rawat inap. Konsep ini memungkinkan pasien menjalani terapi dan kembali beristirahat di rumah pada hari yang sama. Fasilitas ruang kemoterapi yang nyaman dengan suasana menyerupai hotel turut membantu menciptakan ketenangan selama proses pengobatan.
Secara keseluruhan, Esach menjalani 12 kali sesi kemoterapi. Evaluasi setelah sesi ketiga menunjukkan respons yang sangat baik, di mana sekitar 50 persen sel kanker telah menghilang. Hingga sesi kemoterapi terakhir, ia dinyatakan bebas dari kanker. Kondisi tersebut kemudian dikonfirmasi melalui pemeriksaan Digital PET Scan di Mandaya Royal Hospital Puri.
Layanan penanganan kanker darah terpadu di Mandaya Royal Hospital Puri
Mandaya Royal Hospital Puri menyediakan layanan komprehensif untuk penanganan berbagai jenis kanker darah, termasuk limfoma Hodgkin, leukemia, dan multiple myeloma. Penanganan dilakukan secara menyeluruh dengan beragam pilihan terapi, seperti kemoterapi, imunoterapi, terapi target, radioterapi menggunakan teknologi Linac Elekta Versa HD, hingga tindakan apheresis yang disesuaikan dengan kondisi medis masing-masing pasien.
Pendekatan terpadu yang didukung teknologi modern serta kolaborasi internasional menjadikan Mandaya Royal Hospital Puri sebagai salah satu rujukan penanganan kanker darah di Indonesia.
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

