Transplantasi ginjal umumnya menjadi pilihan terbaik untuk menangani gagal ginjal pada pasien yang dinilai cukup sehat untuk menjalani operasi besar. Namun, keputusan ini hanya dapat diambil jika manfaatnya benar-benar lebih besar dibandingkan risikonya.
Transplantasi ginjal dianggap sebagai terapi yang paling efektif karena dapat menggantikan fungsi ginjal secara lebih alami dibandingkan dialisis atau cuci darah. Prosedur ini memungkinkan pasien kembali menjalani aktivitas harian dengan kualitas hidup yang lebih baik.
Meski begitu, setiap pasien tetap harus menjalani evaluasi menyeluruh untuk memastikan bahwa kondisi kesehatan mereka memungkinkan operasi dilakukan dengan aman dan memberikan hasil jangka panjang yang optimal. Dokter juga akan mempertimbangkan faktor lain seperti riwayat penyakit, respons terhadap pengobatan sebelumnya, serta potensi komplikasi yang mungkin terjadi pascaoperasi.
Contents
Syarat dan kriteria pasien yang bisa menjalani transplantasi ginjal
Untuk dapat menjalani transplantasi ginjal, seorang pasien harus memenuhi beberapa persyaratan medis dan kesiapan fisik tertentu:
1. Memiliki penyakit ginjal kronis jangka panjang
Pasien harus didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis yang menyebabkan fungsi ginjal menurun secara permanen. Kondisi ini biasanya terjadi ketika ginjal tidak lagi mampu menjalankan tugas utamanya, seperti menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Pada tahap ini, transplantasi menjadi salah satu pilihan pengobatan terbaik karena dapat menggantikan fungsi ginjal secara keseluruhan. Dokter biasanya akan menilai tingkat keparahan penyakit melalui pemeriksaan laboratorium, riwayat kesehatan, dan perkembangan kondisi pasien dari waktu ke waktu.
2. Kondisi kesehatan harus cukup baik untuk menjalani operasi besar
Transplantasi ginjal merupakan prosedur bedah mayor yang membutuhkan kekuatan fisik dan kondisi medis yang stabil. Pasien harus bebas dari infeksi aktif, penyakit jantung berat, atau kondisi lain yang dapat meningkatkan risiko komplikasi selama atau setelah operasi. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan oleh tim medis, termasuk pemeriksaan jantung, paru-paru, serta tes darah lengkap. Tujuannya adalah memastikan tubuh pasien mampu menerima ginjal baru dan pulih dengan baik setelah operasi.
3. Transplantasi harus memiliki peluang keberhasilan yang baik
Tidak semua kondisi medis memungkinkan transplantasi ginjal berjalan dengan efektif. Dokter akan menilai kecocokan donor dan penerima, termasuk kecocokan jaringan (HLA), golongan darah, serta kemungkinan tubuh menolak organ baru. Selain itu, riwayat medis pasien juga diperhatikan untuk memprediksi tingkat keberhasilan jangka panjang. Jika peluang keberhasilan dianggap rendah, metode lain seperti dialisis mungkin tetap menjadi pilihan utama.
4. Mampu mengonsumsi obat-obatan harian setelah transplantasi, termasuk obat imunosupresan
Setelah transplantasi ginjal, pasien harus siap menjalani terapi obat jangka panjang, terutama obat imunosupresan. Obat ini sangat penting untuk mencegah tubuh menolak ginjal baru. Konsumsi obat harus dilakukan secara teratur setiap hari tanpa terlewat, karena kegagalan minum obat dapat menyebabkan penolakan organ yang berpotensi fatal. Oleh karena itu, pasien harus menunjukkan komitmen, disiplin, dan pemahaman mengenai pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan ini. Tim medis biasanya akan memberikan edukasi mengenai jadwal minum obat, efek samping yang mungkin muncul, serta cara mengelola kondisi kesehatan pascaoperasi.
Siapa yang tidak bisa menjalani transplantasi ginjal?
Berikut adalah kondisi atau faktor yang membuat seseorang tidak memenuhi syarat untuk menjalani transplantasi ginjal:
- Mengalami kanker yang berpotensi memburuk setelah transplantasi. Pada beberapa jenis kanker, risiko kekambuhan atau penyebaran dapat meningkat setelah transplantasi karena penggunaan obat imunosupresan.
- Mengidap penyakit infeksi berat. Infeksi aktif yang serius perlu ditangani terlebih dahulu sebelum pasien dapat dipertimbangkan untuk transplantasi.
- Tidak mampu mentoleransi obat imunosupresan secara aman. Obat ini wajib dikonsumsi seumur hidup setelah transplantasi, sehingga ketidakmampuan mengonsumsinya akan membuat operasi tidak memungkinkan.
- Memiliki kondisi medis yang membuat prosedur transplantasi tidak dapat dilakukan dengan aman secara bedah.
- Menderita penyakit paru-paru dan jantung berat (penyakit kardiopulmoner).
- Mengalami hipertensi pulmonal berat, yaitu tekanan darah sangat tinggi pada arteri paru dan sisi kanan jantung. Jika tekanan sistolik ventrikel kanan (RSVP) lebih dari 50 mmHg, pasien tidak memenuhi syarat untuk transplantasi ginjal.
- Ketergantungan jangka panjang pada oksigen tambahan.
- Memiliki masalah kesehatan lain (komorbiditas) yang dapat mengurangi manfaat transplantasi, baik dari segi harapan hidup maupun fungsi ginjal baru.
- Memiliki harapan hidup kurang dari lima tahun, meskipun transplantasi berhasil.
- Mengalami obesitas ekstrem, dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 45.
- Tidak mampu mengikuti pengelolaan medis dan kontrol rutin yang diperlukan setelah transplantasi.
- Tidak memiliki sistem dukungan sosial yang bisa membantu selama proses transplantasi dan masa pemulihan.
- Penggunaan obat-obatan terlarang atau konsumsi alkohol berisiko secara aktif.
- Mengalami gangguan kesehatan mental berat yang dapat menghambat kepatuhan terhadap pengobatan dan perawatan setelah transplantasi.
- Memutuskan sendiri untuk tidak menjalani transplantasi.
- Kondisi penyakit ginjal belum cukup parah sehingga transplantasi belum dianggap diperlukan.
RS Mandaya Royal Puri layani tindakan transplantasi ginjal
Layanan transplantasi ginjal di RS Mandaya Royal Puri dirancang sebagai layanan komprehensif yang mengutamakan keamanan, efektivitas, dan kenyamanan pasien. Rumah sakit ini didukung oleh fasilitas medis modern serta ruang operasi berstandar tinggi yang memungkinkan prosedur transplantasi dilakukan dengan presisi dan tingkat keberhasilan yang optimal. Setiap pasien akan menjalani evaluasi menyeluruh, mulai dari pemeriksaan fungsi ginjal, kondisi jantung dan paru, hingga kecocokan donor, untuk memastikan bahwa transplantasi dapat dilakukan dengan aman.
Tim transplantasi di RS Mandaya Royal Puri terdiri dari dokter spesialis multidisiplin, termasuk nefrolog, urolog, ahli bedah transplantasi, anestesi, hingga spesialis penyakit infeksi. Pendekatan kolaboratif ini memastikan setiap aspek medis pasien ditangani secara terintegrasi, mulai dari tahap persiapan sebelum operasi, proses pembedahan, hingga pemantauan intensif pascaoperasi. Selain itu, tim medis memberikan edukasi lengkap terkait penggunaan obat imunosupresan dan gaya hidup yang harus dijalani setelah transplantasi untuk memaksimalkan hasil jangka panjang.
RS Mandaya Royal Puri juga menyediakan layanan pendampingan menyeluruh bagi pasien dan keluarga, termasuk konseling, koordinasi donor, serta dukungan selama masa pemulihan. Dengan sistem pemantauan lanjutan dan fasilitas rawat inap yang nyaman, pasien dapat menjalani proses pascaoperasi dengan lebih tenang.
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

