Kaki lemas tidak bisa berdiri tiba-tiba menjadi tanda adanya gangguan pada otot, saraf, atau aliran darah. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena bisa berkaitan dengan berbagai penyakit serius, mulai dari gangguan saraf tepi, stroke, hingga kelainan pada tulang belakang. Mengenali penyebab kaki lemas secara tiba-tiba sangat penting agar penanganannya tepat dan tidak menimbulkan komplikasi yang lebih berat.
RS Mandaya Royal Puri memiliki tim dokter spesialis yang berpengalaman dalam mendiagnosis dan menangani berbagai penyebab kaki lemas mendadak, baik yang berasal dari gangguan otot, saraf, maupun tulang belakang. Dengan dukungan fasilitas diagnostik modern seperti MRI, CT Scan, dan EMG (elektromiografi), RS Mandaya Royal Puri mampu memberikan evaluasi menyeluruh dan perawatan komprehensif agar pasien mendapatkan hasil pemulihan yang optimal.
Contents
Penyebab kaki lemas tidak bisa berdiri tiba-tiba
Berikut ini adalah penyebab kaki lemas tidak bisa berdiri tiba-tiba yang patut diwaspadai:
1. Stroke
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak. Kondisi ini dapat menyebabkan mati rasa atau kelemahan mendadak pada wajah, lengan, atau kaki, yang sering kali terjadi di salah satu sisi tubuh.
Gejala stroke lainnya dapat meliputi:
- Kebingungan mendadak
- Kesulitan berbicara atau memahami ucapan
- Sakit kepala hebat secara tiba-tiba
- Salah satu sisi wajah tampak menurun atau senyum terlihat tidak simetris
Jika Anda atau orang di sekitar mengalami tanda-tanda tersebut, segera hubungi layanan gawat darurat. Penanganan yang cepat sangat penting untuk memperbaiki aliran darah ke otak dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.
Baca juga: Terapi Stroke di Jakarta Barat & Tangerang, Program 14 & 30 Hari dengan Neurorestorasi
2. Guillain-Barré Syndrome (GBS)
Guillain-Barré Syndrome (GBS) adalah gangguan autoimun langka di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf. Kondisi ini menyebabkan kesemutan dan kelemahan yang biasanya dimulai dari kaki dan tungkai, lalu dapat menyebar ke seluruh tubuh jika tidak segera ditangani.
Gejala lain GBS dapat mencakup:
- Rasa seperti tertusuk jarum di pergelangan tangan, jari, pergelangan kaki, atau jari kaki
- Nyeri hebat yang cenderung memburuk di malam hari
- Kesulitan menggerakkan mata atau wajah
- Gangguan kontrol buang air kecil atau buang air besar
Penyebab pasti GBS belum diketahui, namun sering kali dipicu oleh infeksi, seperti flu perut atau infeksi saluran pernapasan.
Meskipun belum ada obat yang menyembuhkan sepenuhnya, terapi medis yang tepat dapat mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.
3. Multiple sclerosis (MS)
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, di mana sistem imun tubuh menyerang lapisan pelindung saraf (mielin). Penyakit ini umumnya menyerang orang berusia 20 hingga 50 tahun.
MS dapat menyebabkan berbagai gejala yang berbeda pada setiap orang. Mati rasa dan kelelahan adalah gejala yang paling sering muncul. Gejala lainnya meliputi:
- Kelemahan otot
- Kekakuan atau spasme otot
- Kesulitan berjalan
- Tremor
- Nyeri akut maupun kronis
- Gangguan penglihatan
MS merupakan kondisi jangka panjang yang dapat mengalami masa kambuh dan remisi. Dengan pengobatan dan terapi fisik yang tepat, penderita dapat mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.
4. Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah kerusakan saraf tepi yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan seluruh tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, diabetes, atau gangguan tiroid (hipotiroidisme).
Gejala biasanya dimulai dengan mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki, lalu dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Gejala lainnya termasuk:
- Kelemahan otot
- Nyeri yang memburuk di malam hari
- Sensasi terbakar atau seperti terkena listrik
- Nyeri tajam yang menusuk
- Kesulitan berjalan
Penanganan neuropati perifer tergantung pada penyebabnya. Dokter biasanya akan mengobati penyakit yang mendasari, serta memberikan obat dan terapi untuk meredakan gejala dan memperbaiki fungsi saraf.
5. Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah gangguan degeneratif pada sistem saraf yang memengaruhi area otak bernama substantia nigra. Gejalanya berkembang secara bertahap, biasanya dimulai dengan gangguan gerakan dan kekakuan otot.
Gejala lain penyakit Parkinson meliputi:
- Tulisan tangan menjadi kecil atau berubah bentuk
- Gerakan melambat (bradikinesia)
- Kekakuan pada lengan atau kaki
- Gangguan keseimbangan dan kesulitan berjalan
- Tremor (gemetar)
- Perubahan suara
Penanganan Parkinson melibatkan obat-obatan, terapi fisik, serta perubahan gaya hidup. Dengan pengobatan yang tepat, pasien dapat mengurangi gejala dan memperlambat penurunan fungsi motorik.
6. Myasthenia gravis (MG)
Myasthenia gravis (MG) adalah gangguan neuromuskular yang menyebabkan kelemahan pada otot-otot tubuh yang dikendalikan secara sadar (otot rangka). Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dialami oleh wanita di bawah 40 tahun dan pria di atas 60 tahun.
Gejala Myasthenia Gravis meliputi:
- Kelemahan otot pada lengan, tangan, kaki, atau telapak kaki
- Kelopak mata turun
- Penglihatan ganda
- Kesulitan berbicara, menelan, atau mengunyah
Meskipun belum ada obat yang menyembuhkan MG sepenuhnya, pengobatan dini dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kekuatan otot. Terapi biasanya mencakup obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan dalam beberapa kasus, tindakan operasi.
Baca juga: Mengenal Myasthenia Gravis Bersama dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K (K)
7. ALS (amyotrophic lateral sclerosis)
Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), atau dikenal juga sebagai penyakit Lou Gehrig, adalah penyakit saraf progresif yang merusak sel-sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini sering dimulai dengan kedutan otot dan kelemahan pada kaki.
Gejala awal ALS dapat meliputi:
- Kesulitan berjalan atau melakukan aktivitas harian
- Gangguan menelan
- Bicara pelo atau sulit berbicara
- Kesulitan menegakkan kepala
Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan ALS, namun terdapat terapi dan pengobatan yang dapat membantu mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, serta meningkatkan kualitas hidup penderita.
Dokter otot dan saraf di RS Mandaya Royal Puri
Bagi Anda yang mengalami kaki lemas tidak bisa berdiri tiba-tiba, mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis saraf yang berpengalaman sangat penting untuk memastikan penyebab dan penanganan yang tepat. RS Mandaya Royal Puri memiliki tim dokter saraf berpengalaman yang berfokus pada diagnosis serta terapi berbagai gangguan otot dan saraf secara komprehensif.
Berikut beberapa dokter saraf yang dapat Anda temui di RS Mandaya Royal Puri:
1. dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K)

dr. Luh Ari Indrawati adalah dokter spesialis saraf dan konsultan neurofisiologi klinik dengan keahlian di bidang penyakit neuromuskular (otot dan saraf) serta epilepsi. Beliau menempuh pendidikan dokter umum dan spesialis saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kemudian melanjutkan fellowship di bidang Neuromuscular Diseases di National Center of Neurology and Psychiatry, Tokyo, Jepang.
Sebagai Konsultan Neurofisiologi Klinik dari Indonesian Neurology College dan Qualified Electroencephalographer tersertifikasi ASEPA-ASNA EEG Examination Board (Singapura), dr. Luh berkompeten dalam menangani berbagai gangguan seperti myasthenia gravis, distrofi otot, neuropati, multiple sclerosis, Parkinson, hingga demensia. Beliau juga berfokus pada pemeriksaan berbasis neurofisiologi untuk memastikan diagnosis yang akurat dan perawatan yang personal.
dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Kamis: 14.00 – 18.00 WIB
- Sabtu: 14.00 – 18.00 WIB.
Baca juga: Mengenal Myasthenia Gravis Bersama dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K (K)
2. dr. Nurul Fadli, Sp.N
dr. Nurul Fadli adalah dokter spesialis saraf lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan keahlian dalam mendiagnosis dan menangani gangguan pada otak, saraf tulang belakang, serta otot. Beliau ahli dalam pemeriksaan elektromiografi (EMG) dan elektroensefalografi (EEG) yang membantu mendeteksi gangguan saraf secara presisi.
dr. Nurul menangani berbagai kondisi neurologis seperti stroke, Parkinson, migrain, epilepsi, neuropati, serta gangguan memori seperti demensia. Pendekatannya menekankan pada rehabilitasi saraf dan pemulihan fungsi tubuh, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup pasien.
dr. Nurul Fadli, Sp.N bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 18.00 – 20.00 WIB
- Rabu: 18.00 – 20.00 WIB
- Jumat: 17.00 – 20.00 WIB.
3. dr. Djung Lilya Wati, Sp.N
dr. Djung Lilya Wati adalah dokter spesialis saraf dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman internasional. Beliau menyelesaikan pendidikan kedokteran di Guang Xi Medical University, China (MBBS) dan meraih gelar Master of Clinical Medicine in Neurology dari Chong Qing Medical University, China. Setelah itu, beliau melanjutkan spesialis saraf di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran / RS Dr. Hasan Sadikin Bandung.
dr. Djung berpengalaman dalam menangani berbagai gangguan saraf seperti stroke, vertigo, saraf terjepit, neuropati, myasthenia gravis, dan epilepsi. Dengan pendekatan medis yang teliti, empatik, dan berbasis bukti ilmiah, beliau membantu pasien memulihkan fungsi saraf dan meningkatkan kualitas hidup melalui perawatan menyeluruh.
dr. Djung Lilya Wati, Sp.N bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Senin: 08.00 – 18.00 WIB
- Selasa: 08.00 – 18.00 WIB
- Rabu: 08.00 – 18.00 WIB
- Kamis: 08.00 – 18.00 WIB
- Jumat: 08.00 – 18.00 WIB
- Sabtu: 08.00 – 18.00 WIB.
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

