Kontraktur adalah perubahan struktural pada jaringan lunak dan jaringan ikat yang menyebabkan jaringan tersebut menjadi kaku, tegang, dan menyusut. Jaringan yang mengalami kontraktur akan kehilangan elastisitas serta rentang gerak alaminya.
Kontraktur merupakan salah satu bentuk jaringan parut pada jaringan tersebut. Kondisi ini paling mudah terlihat ketika memengaruhi kulit. Misalnya, pada orang yang mengalami luka bakar parah, area kulit dapat menjadi menyusut dan mengerut.
Contents
Jenis-jenis kontraktur
Berbagai jenis kontraktur dapat memengaruhi jaringan atau bagian tubuh yang berbeda. Tenaga medis menggunakan beragam istilah untuk menggambarkannya. Beberapa jenis kontraktur yang umum antara lain:
1. Kontraktur jaringan parut
Terjadi pada kulit setelah mengalami luka dan proses pembentukan jaringan parut selesai. Kontraktur jaringan parut dapat memicu jenis kontraktur lainnya jika menghambat pergerakan jaringan atau sendi secara normal.
2. Kontraktur otot
Memengaruhi satu otot atau sekelompok otot yang saling berhubungan. Kontraktur otot juga dapat menyebabkan kontraktur lain, seperti kontraktur sendi, dengan cara menghalangi pergerakan normalnya.
3. Kontraktur sendi (capsular contracture)
Memengaruhi jaringan ikat yang membungkus tulang pada sendi atau kapsul sendi. Ketika kapsul ini menjadi kaku, tulang di dalam sendi tidak dapat bergerak bebas.
4. Kontraktur arthrogenic
Merupakan kontraktur kapsul sendi yang berasal langsung dari sendi tersebut. Kontraktur kapsul sendi dapat dengan mudah memengaruhi otot yang terhubung pada sendi, begitu pula sebaliknya, kontraktur otot dapat memengaruhi sendi.
Jenis kontraktur spesifik
Beberapa jenis kontraktur memiliki nama khusus, di antaranya:
- Amyoplasia: Kelainan bawaan (gangguan kongenital) yang melibatkan banyak kontraktur pada anggota gerak bayi.
- Arthrogryposis: Istilah umum untuk kondisi bayi yang lahir dengan banyak kontraktur. Kondisi ini dapat menjadi ciri dari berbagai kelainan genetik, termasuk distrofi otot dan sindrom Edwards.
- Clubfoot: Kontraktur bawaan yang memengaruhi tendon di kaki bayi, sehingga kaki berputar ke arah dalam tubuh. Kondisi ini juga dapat melibatkan otot betis.
- Kontraktur Dupuytren: Gangguan genetik yang menyebabkan kontraktur pada jaringan lunak di tangan, sehingga satu atau beberapa jari secara bertahap menekuk ke arah telapak tangan.
- Kontraktur siku (stiff elbow): Kontraktur pada kapsul sendi siku.
- Kontraktur equinus: Kontraktur pada sendi pergelangan kaki atau otot yang terhubung dengannya, yang membuat kaki tidak dapat berada pada posisi netral (siku-siku terhadap tungkai).
- Kontraktur fleksi: Jenis kontraktur sendi di mana sendi tertekuk dan tidak dapat diluruskan kembali. Kondisi ini paling sering terjadi pada anggota gerak.
- Frozen shoulder (adhesive capsulitis): Kontraktur pada kapsul sendi bahu.
- Kontraktur Volkmann: Jenis kontraktur pada tangan yang menyebabkan jari dan pergelangan tangan menekuk ke arah dalam, membuat tangan terlihat seperti cakar.
Gejala kontraktur
Gejala kontraktur dapat meliputi:
- Jaringan parut yang terlihat menebal dan mengencang.
- Kekakuan pada otot, sendi, atau jaringan lunak lainnya.
- Nyeri muskuloskeletal pada jaringan lunak.
- Penurunan rentang gerak dan mobilitas secara keseluruhan.
- Atrofi otot (kehilangan massa otot).
- Gangguan gaya berjalan (abnormalitas cara berjalan).
- Deformitas fleksi (tekukan permanen), terutama pada anggota gerak.
Penyebab kontraktur
Kontraktur adalah bentuk jaringan parut atau fibrosis pada jaringan tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi ketika jaringan mencoba memperbaiki diri setelah cedera atau mengalami penyusutan akibat jarang digunakan. Dalam beberapa kasus, kontraktur juga dapat terjadi sejak lahir.
Penyebab kontraktur
Penyebab kontraktur meliputi:
-
Luka
Cedera yang menyebabkan hilangnya jaringan dalam jumlah besar, seperti luka bakar, luka terinfeksi, atau operasi, dapat menimbulkan jaringan parut yang menyusut pada kulit atau jaringan lunak.
-
Iskemia
Aliran darah yang tidak memadai ke jaringan dapat memicu peradangan kronis yang kemudian diikuti pembentukan jaringan parut. Iskemia dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, salah satu penyebabnya adalah kurangnya pergerakan.
-
Imobilisasi
Kurangnya pergerakan merupakan penyebab utama kontraktur jaringan lunak. Bagian tubuh dapat menjadi tidak bergerak akibat cedera, disabilitas fisik, atau kondisi neurologis.
-
Gangguan neuromuskular
Kondisi seperti stroke dan cerebral palsy memengaruhi komunikasi antara otak dan otot, yang dapat menyebabkan otot menjadi kaku atau terlalu berkontraksi (hipertonia).
-
Penyakit jaringan ikat bawaan
Gangguan yang memengaruhi perkembangan jaringan ikat, seperti miopati kongenital, dapat menyebabkan otot menjadi terlalu kaku (hipertonia) atau terlalu lemas (hipotonia).
-
Cacat lahir
Beberapa bayi lahir dengan kontraktur tanpa adanya kaitan dengan penyakit atau penyebab yang jelas. Hal ini mungkin disebabkan oleh mutasi genetik atau kurangnya pergerakan saat berada di dalam rahim.
Komplikasi apa yang dapat disebabkan oleh kontraktur?
Kontraktur permanen dapat sangat memengaruhi kualitas hidup. Kondisi ini dapat membatasi mobilitas dan kemandirian, sehingga membuat Anda kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.
Kontraktur juga dapat memicu nyeri kronis dan menimbulkan efek berantai yang memengaruhi otot serta sendi lain yang terhubung. Semakin sedikit Anda bergerak, semakin besar kemungkinan jaringan mulai mengerut atau mengencang.
Diagnosis kontraktur?
Jika Anda memiliki cedera atau kondisi tertentu yang berisiko menyebabkan kontraktur, tenaga medis akan memantau tanda-tandanya. Diagnosis kontraktur dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi rentang gerak.
Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan pencitraan pada jaringan ikat dan jaringan lunak untuk mengetahui faktor yang berkontribusi terhadap kontraktur. Pemeriksaan tersebut dapat berupa X-ray, USG, atau MRI.
Pengobatan kontraktur
Pengobatan terbaik untuk kontraktur adalah pencegahan, dan dalam banyak kasus, kontraktur sebenarnya dapat dicegah. Jika Anda sedang mengalami imobilisasi atau memiliki kondisi yang berisiko menyebabkan kontraktur, fisioterapi sering kali dapat membantu mencegah terjadinya kontraktur.
Jika kontraktur sudah terbentuk, pengobatan sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Kontraktur yang baru terjadi biasanya lebih ringan dan lebih mudah diatasi, sedangkan kontraktur yang sudah lanjut sering kali tidak merespons pengobatan nonbedah.
Penanganan kontraktur dapat meliputi terapi konservatif, terapi ortopedi, maupun tindakan bedah. Selain itu, penting juga untuk mengatasi kondisi yang menjadi penyebab atau memperburuk kontraktur.
Pengobatan nonbedah untuk kontraktur
Terapi konservatif yang dapat dilakukan meliputi:
- Peregangan statis dan dinamis: Tenaga medis dapat menggunakan berbagai jenis brace, gips, dan bidai untuk menahan jaringan yang mengalami kontraktur dalam posisi yang memberikan peregangan bertahap dan berkelanjutan.
- Terapi panas: Pemberian panas terapeutik pada jaringan lunak dapat membantu otot lebih rileks dan mudah meregang, terutama pada kondisi hipertonia atau spastisitas kronis. Panas juga membantu melancarkan sirkulasi darah.
- Fisioterapi: Latihan pasif maupun aktif dapat meningkatkan kelenturan dan rentang gerak otot serta sendi yang mengalami kontraktur, sekaligus mencegah atrofi akibat kurangnya pergerakan.
- Terapi pelepasan miofasial: Teknik pijat khusus yang berfokus pada fascia, yaitu jaringan ikat di bawah otot, untuk membantu mencegah dan mengatasi kontraktur.
- Suntikan: Suntikan intra-artikular (di dalam sendi) maupun pada jaringan lunak dapat membantu melepaskan kontraktur. Botox® dapat membuat jaringan lebih rileks, sedangkan suntikan kolagenase membantu memecah jaringan fibrosis.
- Perawatan antiinflamasi: Obat antiinflamasi maupun terapi seperti low-level laser (cahaya inframerah) dapat mengurangi peradangan dan mencegah fibrosis setelah imobilisasi.
Tindakan bedah untuk kontraktur
Beberapa pilihan operasi untuk mengatasi kontraktur antara lain:
- Tenotomi (pemanjangan tendon): Prosedur ini melibatkan pembuatan sayatan kecil atau lubang pada tendon untuk mengurangi ketegangan. Saat tendon pulih, panjangnya dapat bertambah.
- Transfer tendon: Mengangkat tendon yang mengalami kontraktur dan menggantinya dengan tendon dari donor atau dari bagian tubuh lain.
- Artroplasti: Untuk kontraktur kapsul sendi, prosedur ini dilakukan untuk melepaskan atau mengganti bagian kapsul sendi, atau dalam beberapa kasus, mengganti seluruh sendi.
- Fasciotomi: Digunakan pada kontraktur yang memengaruhi fascia, seperti kontraktur Dupuytren, dengan membuat sayatan pada fascia untuk melepaskannya atau mengangkat jaringan parut.
- Z-plasty: Teknik ini digunakan untuk memutus kontraktur pada kulit dan fascia dengan membuat sayatan zig-zag. Pola Z membantu jaringan memperbaiki diri tanpa menyusut kembali.
- Bedah plastik: Pada kontraktur jaringan parut, dokter bedah dapat mengangkat dan mengganti jaringan yang rusak dengan cangkok kulit atau flap kulit dari donor maupun dari bagian tubuh lain.
Tim dokter bedah plastik RS Mandaya Royal Puri yang ahli menangani kontraktur
RS Mandaya Royal Puri memiliki tim dokter bedah plastik yang ahli menangani kontraktur, misalnya akibat luka bakar.
Salah satu dokter bedah plastik RS Mandaya Royal Puri yang bisa dikunjungi di RS Mandaya Royal Puri adalah dr. Sara Ester Triatmoko, Sp.B.P.R.E., Subsp.M.O. (K).
Belum lama ini, beliau melakukan tindakan penanganan untuk mengatasi kontraktur pada pasien luka bakar. Tindakan ini dikenal sebagai rilis kontraktur. Tangan pasien yang sebelumnya kontraktur kini sudah kembali berfungsi.
dr. Sara Ester Triatmoko, Sp.B.P.R.E., Subsp.M.O. (K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 16.30 – 20.00 WIB
- Kamis: 16.30 – 20.00 WIB
Untuk mempermudah kunjungan Anda ke RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.