fbpx

Testimoni Pasien Krisis Myasthenia Gravis, Pulih Setelah Plasmapheresis

Myasthenia Gravis Crisis Patient Testimony: Recovery After Plasmapheresis

RS Mandaya Royal Puri berhasil menangani kasus krisis myasthenia gravis (MG) atau krisis miastenik pada pasien yang mengidap MG. Dalam kasus ini, tim kedokteran Mandaya Royal Hospital Puri menggunakan teknologi plasmapheresis atau terapi cuci plasma. Hasil dari tindakannya sangat baik dan menjanjikan, bahkan 70-80% kondisi pasien sudah membaik dua hari pasca tindakan. 

Konsultasi dokter

Testimoni pasien krisis myasthenia gravis lakukan terapi plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri

Pasien awalnya merasa bingung terkait penyakit yang diidapnya. Dirinya mengaku anggota tubuhnya melemah, kemudian mengalami gejala-gejala seperti kepala tidak bisa menunduk atau diangkat, sulit menelan, hingga berbicara tidak jelas. Ternyata, pasien didiagnosis mengidap MG tipe MuSK. 

Pasien tersebut mengaku sudah mengunjungi beberapa dokter saraf, tetapi belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Dirinya juga telah berobat di Penang, Malaysia. Selama di sana, dirinya melakukan tes darah dan harus menunggu sekitar 1 bulan untuk mendapatkan hasilnya. Akhirnya, dirinya pulang ke Indonesia terlebih dahulu. 

Sayangnya, ketika pulang ke Indonesia, pasien sudah mengalami krisis MG, bahkan sampai mengalami susah napas. Akhirnya, dirinya mencari dokter yang bisa menangani MG di Indonesia dan bertemulah dirinya dengan dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) yang berpraktek di RS Mandaya Royal Puri.  

Setelah sampai di RS Mandaya Royal Puri, dirinya langsung menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk berkonsultasi dengan dr. Luh Ari. Pasien juga sempat masuk ke Intensive Care Unit (ICU) dan menggunakan ventilator karena sulit bernapas. 

Karena pasien sudah mengalami krisis miastenik, dirinya langsung ditangani oleh dr. Luh dan melakukan tindakan plasmapheresis. 

Menurut pengalamanya, pasien mengaku nyaman saat melakukan terapi cuci plasma atau plasmapheresis. Tindakannya berlangsung sekitar dua jam. 

Dua hari pasca plasmapheresis, terdapat 80% perbaikan pada gejala pasien dan dirinya sudah bisa lepas dari alat ventilator. Napasnya pun sudah kembali normal dan pasien bisa makan seperti orang biasa. 

Tidak berhenti sampai di situ, pasien pun telah melakukan plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri sebanyak tiga kali. Alhasil, kondisinya berangsur membaik.  

“Berdasarkan pemeriksaan awal, nilai keparahan gejala pasien tersebut adalah 37 dari maksimal 50 berdasarkan pemeriksaan MGSC (Myasthenia Gravis Symptom Clusters). Setelah pasien tersebut menerima terapi plasmapheresis di Mandaya, skor MGSC turun menjadi 0 dan saat ini kondisinya sudah kembali sehat,” papar dr. Luh Ari.

Lihat juga: Penanganan Penyakit Autoimun dengan Terapi Plasmapheresis (Therapeutic Plasma Exchange)

Konsultasi dokter

Mengenal plasmapheresis, solusi terkini untuk tangani krisis myasthenia gravis

Plasmapheresis adalah bagian dari prosedur apheresis, yaitu teknik medis yang memungkinkan dokter untuk mengeluarkan atau mengganti komponen tertentu dalam darah. Terkadang, dalam mengobati kondisi medis tertentu, dokter perlu mengeluarkan atau mengganti komponen darah tersebut guna membantu memperbaiki kondisi pasien. Pada prosedur plasmapheresis, bagian darah yang dibuang atau diganti adalah plasma.

Plasma sendiri adalah bagian cair dari darah yang mengandung antibodi, yaitu protein pelindung tubuh. Namun, pada kasus MG, antibodi tersebut justru menyerang sel sehat dalam tubuh, yang kemudian menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.

Dalam prosedur plasmapheresis, plasma pasien akan dipisahkan dari sel-sel darah lainnya menggunakan mesin khusus. Plasma yang mengandung antibodi bermasalah kemudian dibuang dan diganti dengan cairan pengganti. Tujuan dari proses ini adalah untuk membersihkan tubuh dari antibodi abnormal agar gejala yang dirasakan pasien berkurang dan kondisinya membaik.

Meski plasmapheresis dapat membantu meredakan gejala berat pada MG, prosedur ini bukan pengganti pengobatan rutin. Menurut dr. Luh Ari, terapi dengan obat-obatan tetap harus dijalankan meskipun pasien sudah menjalani plasmapheresis.

“Tujuan dari plasmapheresis adalah kita ingin meredakan krisisnya terlebih dahulu. Namun untuk obat rutinnya seperit immunosupresan tetap akan diberikan,” kata dr. Luh Ari. 

Lihat juga: Prosedur Terapi Plasmapheresis untuk Pasien Autoimun

Konsultasi dokter

Jadwal tim dokter plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri

Selain dr. Luh Ari, RS Mandaya Royal Puri juga memiliki tim dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik (KHOM) yang berkompeten dalam melakukan tindakan plasmapheresis, yaitu dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM dan dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM

Berikut ini adalah jadwal tim dokter plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri:

1. dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K)

dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) merupakan seorang dokter spesialis saraf yang ahli dalam menangani penyakit autoimun saraf seperti MG. 

Selain itu, beliau juga ahli dalam menangani penyakit-penyakit langka lainnya, seperti Stiff Person Syndrome (SPS), Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), hingga Guillain-Barré Syndrome (GBS).

dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Kamis: 14.00 – 19.00 WIB
  • Sabtu: 14.00 – 19.00 WIB

Lihat juga: Mengenal Penyakit Otot Myasthenia Gravis bersama Ahli Saraf dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N

2. dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM

dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM merupakan dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hematology – Medical Oncology, RS Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, dan Honorary Fellowship (Clinical Observership), Department of Hematology, National University Hospital.

Dokter Toman ahli dalam melakukan penanganan kanker, seperti kemoterapi, imunoterapi, target terapi, transplantasi sumsum tulang, hingga CAR T-Cell Therapy. 

dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Selasa: 12.00 – 15.00 WIB
  • Kamis: 12.00 – 15.00 WIB

Lihat juga: Mengenal Kanker Darah Multiple Myeloma yang Menyerang Sel Plasma Darah Putih bersama dr. Toman

3. dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM

dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik yang menempuh pendidikan kedokteran, spesialis penyakit dalam, dan konsultan hematologi-onkologi medik di Universitas Indonesia. Beliau juga ahli dalam melakukan penanganan kanker, seperti kemoterapi, imunoterapi, target terapi, transplantasi sumsum tulang, hingga CAR T-Cell Therapy.

dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:

  • Rabu: 18.00 – 20.00 WIB
  • Sabtu: 10.00 – 12.00 WIB

Lihat juga: Peran Paliatif Bagi Pasien Lansia Melawan Kanker – dr Maureen Lukman & dr Alvin Tagor

Ingin berkonsultasi dengan dr. Luh Ari, dr. Toman, atau dr. Alvin terkait plasmapheresis? Jangan ragu untuk berkunjung ke RS Mandaya Royal Puri. 

Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.

Konsultasi dokter

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp
We usually reply in a few minutes