Myasthenia gravis (MG) adalah kondisi autoimun yang menyebabkan otot rangka (otot yang terhubung ke tulang dan membantu pergerakan) melemah. Biasanya, MG menyerang otot di mata, wajah, leher, lengan, dan kaki. Jika kondisinya sudah parah hingga menimbulkan krisis MG, salah satu penanganan yang bisa dilakukan adalah melakukan plasmapheresis atau yang biasa disebut terapi cuci plasma darah.
RS Mandaya Royal Puri berhasil menangani pasien MG dengan teknologi plasmapheresis. Saat ini, kondisi pasien sudah membaik.
Contents
Mengenal krisis myasthenia gravis yang berbahaya
Krisis MG adalah komplikasi parah dari kondisi MG. Krisis ini terjadi ketika otot-otot yang digunakan untuk bernapas menjadi sangat lemah sehingga pasien tidak bisa menghirup dan mengeluarkan udara dari paru-paru.
Sebanyak 20% pasien MG mengalami setidaknya satu krisis MG. Bahkan, sebagian pasien baru mengetahui bahwa dirinya mengidap MG saat mereka mengalami krisis MG.
Infeksi pernapasan merupakan pemicu umum dari krisis MG. Dalam beberapa kasus, krisis MG tidak diketahui penyebabnya.
Berikut ini adalah beberapa pemicu krisis MG:
- Tidak meminum obat-obatan MG yang sudah diresepkan dokter
- Mengurangi dosis obat-obatan yang mengendalikan sistem kekebalan tubuh
- Konsumsi obat-obatan, misalnya antibiotik tertentu, obat antikejang, atau steroid seperti prednison
- Kehamilan
- Melahirkan
- Sindrom pramenstruasi (PMS)
- Stres
- Kurang tidur
- Nyeri
- Operasi
- Cuaca yang sangat panas atau dingin.
Teknologi plasmapheresis untuk menangani krisis myasthenia gravis
Plasmapheresis adalah salah satu bentuk dari prosedur apheresis, yakni teknik medis yang memungkinkan dokter untuk mengambil atau mengganti komponen tertentu dalam darah. Dalam beberapa kasus, pengobatan suatu penyakit membutuhkan pengeluaran atau penggantian bagian tertentu dari darah agar kondisi pasien membaik. Pada prosedur plasmapheresis, komponen yang dikeluarkan atau diganti adalah plasma darah.
Plasma adalah bagian cair dalam darah yang mengandung antibodi, yaitu protein yang sejatinya berfungsi untuk melindungi tubuh. Namun, pada kondisi MG, antibodi tersebut justru menyerang sel tubuh yang sehat, sehingga menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu.
Selama prosedur plasmapheresis, plasma akan dipisahkan dari sel darah merah dengan bantuan mesin khusus. Setelah dipisahkan, plasma yang mengandung antibodi abnormal akan diganti dengan cairan pengganti. Tindakan ini bertujuan untuk menyingkirkan antibodi abnormal, sehingga kondisi pasien dapat membaik dan gejala parahnya berkurang.
Meskipun bisa membantu meredakan gejala-gejala parah dari MG, plasmapheresis tidak bisa menggantikan obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter. Menurut dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K), dokter spesialis saraf yang ahli dalam penanganan penyakit autoimun saraf seperti MG, pemberian obat rutin tetap perlu dilakukan, meskipun pasien sudah menjalani plasmapheresis.
“Tujuan dari plasmapheresis adalah kita ingin meredakan krisisnya terlebih dahulu. Namun untuk obat rutinnya seperit imunosupresan tetap akan diberikan,” jelas dokter yang pernah menempuh pendidikan di Jepang ini.
Lihat juga: Prosedur Terapi Plasmapheresis untuk Pasien Autoimun
Keberhasilan RS Mandaya Royal Puri tangani pasien krisis myasthenia gravis dengan plasmapheresis
RS Mandaya Royal Puri menghadirkan tim plasmapheresis yang terpadu dan berpengalaman. Tim ini terdiri dari dokter spesialis saraf yang ahli dalam menangani penyakit autoimun saraf yang langka, seperti dr. Luh Ari, serta didukung oleh para dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik (Sp.PD-KHOM) yang kompeten dalam melakukan terapi cuci plasma, yaitu dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM dan dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM.
Penanganan pasien dengan gangguan autoimun saraf di RS Mandaya Royal Puri juga diperkuat dengan dukungan teknologi medis mutakhir dan fasilitas laboratorium yang lengkap. Fasilitas tersebut mencakup pemeriksaan antibodi spesifik seperti Anti-MuSK, serta uji genetik tingkat lanjut melalui whole genome sequencing dan whole exome sequencing. Dengan kombinasi tenaga ahli dan teknologi diagnostik yang canggih, pasien dapat memperoleh diagnosis yang akurat dan pengobatan yang lebih efektif.
RS Mandaya Royal Puri pun telah berhasil melakukan tindakan plasmapheresis untuk menangani pasien MG yang mengalami krisis berupa gagal napas. Bahkan, pasien tersebut sebelumnya sudah masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hasil dari tindakan plasmapheresis untuk pasien ini sangat baik dan menjanjikan.
“Berdasarkan pemeriksaan awal, nilai keparahan gejala pasien tersebut adalah 37 dari maksimal 50 berdasarkan pemeriksaan MGSC (Myasthenia Gravis Symptom Clusters). Setelah pasien tersebut menerima terapi plasmapheresis di Mandaya, skor MGSC turun menjadi 0 dan saat ini kondisinya sudah kembali sehat,” papar dr. Luh Ari.
Kisah keberhasilan RS Mandaya Royal Puri dalam menangani pasien krisis MG dengan plasmapheresis tentunya menjadi kabar baik. Dengan begitu, pasien-pasien MG yang mengalami gejala parah kini tidak perlu jauh-jauh berobat ke luar negeri, karena RS Mandaya Royal Puri memiliki tim kedokteran dan teknologi medis yang sangat mumpuni untuk menanganinya.
Jadwal tim dokter plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri
Berikut ini adalah jadwal tim dokter plasmapheresis di RS Mandaya Royal Puri:
1. dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K)
dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) adalah dokter spesialis saraf yang ahli dalam penanganan penyakit autoimun saraf seperti MG. Selain itu, beliau juga ahli dalam menangani penyakit-penyakit langka lainnya, seperti Stiff Person Syndrome (SPS), Duchenne Muscular Dystrophy (DMD), Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), hingga Guillain-Barré Syndrome (GBS).
dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N, Subsp. E.N.K.(K) bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Kamis: 14.00 – 19.00 WIB
- Sabtu: 14.00 – 19.00 WIB
Lihat juga: Mengenal Penyakit Otot Myasthenia Gravis bersama Ahli Saraf dr. Luh Ari Indrawati, Sp.N
2. dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM
dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM adalah dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik yang menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hematology – Medical Oncology, RS Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, dan Honorary Fellowship (Clinical Observership), Department of Hematology, National University Hospital.
Beliau ahli dalam melakukan penanganan kanker, seperti kemoterapi, imunoterapi, target terapi, transplantasi sumsum tulang, hingga CAR T-Cell Therapy.
dr. Toman T.J Lumban Toruan, Sp.PD-KHOM bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Selasa: 12.00 – 15.00 WIB
- Kamis: 12.00 – 15.00 WIB
Lihat juga: Mengenal Kanker Darah Multiple Myeloma yang Menyerang Sel Plasma Darah Putih bersama dr. Toman
3. dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM
dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM adalah dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik yang menempuh pendidikan kedokteran, spesialis penyakit dalam, dan konsultan hematologi-onkologi medik di Universitas Indonesia. Beliau juga ahli dalam melakukan penanganan kanker, seperti kemoterapi, imunoterapi, target terapi, transplantasi sumsum tulang, hingga CAR T-Cell Therapy.
dr. Alvin Tagor Harahap, Sp.PD-KHOM bisa ditemui di RS Mandaya Royal Puri pada:
- Rabu: 18.00 – 20.00 WIB
- Sabtu: 10.00 – 12.00 WIB
Lihat juga: Peran Paliatif Bagi Pasien Lansia Melawan Kanker – dr Maureen Lukman & dr Alvin Tagor
Jika Anda ingin berkonsultasi dengan dr. Luh Ari, dr. Toman, ataupun dr. Alvin mengenai terapi plasmapheresis, jangan ragu untuk mengunjungi RS Mandaya Royal Puri.
Untuk mempermudah kunjungan Anda, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.