Saraf kejepit adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan masyarakat, terutama pada bagian pinggang dan leher. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri hingga gangguan fungsi tubuh yang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk memahami lebih dalam tentang saraf kejepit, mari simak penjelasan lengkap dari dokter spesialis bedah saraf RS Mandaya Puri, dr. Christian Permana, Sp.BS, F-NTB, FINSS, FICS.
Contents
Apa itu saraf kejepit?
Menurut dr. Christian Permana, istilah “saraf kejepit” sebenarnya merupakan bahasa awam yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dengan pasien. Dalam dunia medis, kondisi ini merujuk pada tertekannya saraf oleh berbagai struktur di sekitarnya.
Dr. Christian menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab utama mengapa saraf dapat terjepit:
1. Hernia nucleus pulposus (HNP)
Hernia nucleus pulposus (HNP) terjadi ketika bantalan tulang belakang menonjol dan menekan saraf. HNP merupakan penyebab paling umum dari saraf kejepit, terutama pada usia produktif.
2. Degenerasi tulang belakang
Proses penuaan dapat menyebabkan:
- Penebalan ligamen
- Penebalan sendi tulang belakang
- Penyempitan kanal tulang belakang (stenosis)
Kondisi ini dibedakan menjadi:
- Lumbal stenosis: Terjadi pada pinggang
- Cervical stenosis: Terjadi pada leher
3. Infeksi tulang belakang
Infeksi seperti TBC tulang belakang dapat menyebabkan pembengkakan dan penekanan pada saraf.
4. Tumor tulang belakang
Pertumbuhan tumor, baik jinak maupun ganas, dapat menekan saraf dan menyebabkan gejala saraf kejepit.
Baca juga: Rekomendasi Dokter Saraf Terjepit di Jakarta dan Tangerang
Gejala saraf kejepit
dr. Christian mengklasifikasikan gejala saraf kejepit menjadi tiga kategori besar:
1. Gangguan sensorik
Gangguan ini meliputi:
- Nyeri: Gejala paling umum yang dirasakan pasien
- Kesemutan: Sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum
- Baal atau mati rasa: Berkurangnya sensasi sentuh
- Kehilangan sensasi: Tidak dapat merasakan rangsangan sama sekali
- Sensasi panas: Perasaan panas yang terus-menerus tanpa sebab jelas
2. Gangguan motorik
Gangguan fungsi motorik mencakup:
- Kelemahan otot
- Kesulitan berjalan
- Berkurangnya kekuatan kaki atau tangan
- Gangguan koordinasi gerakan
3. Gangguan fungsi otonom
Ini merupakan gejala yang paling serius, meliputi:
- Gangguan buang air kecil
- Gangguan buang air besar
- Disfungsi ereksi pada pria
- Gangguan fungsi seksual
Baca juga: Pengobatan Saraf Terjepit dengan BESS: Operasi Minimal Invasif Terbaru
Lokasi umum saraf kejepit
1. Pinggang (lumbal)
Menurut dr. Christian, pinggang merupakan lokasi tersering terjadinya saraf kejepit. Hal ini disebabkan karena:
- Posisi paling bawah dari tulang belakang
- Berfungsi sebagai penopang utama berat badan
- Mendapat tekanan paling besar saat beraktivitas
2. Leher (servikal)
Leher menempati urutan kedua tersering karena:
- Merupakan bagian tulang belakang yang paling mobile
- Sering bergerak ke berbagai arah
- Rentan terhadap cedera dan degenerasi
Membedakan saraf kejepit dengan nyeri otot biasa
Dr. Christian menekankan pentingnya membedakan saraf kejepit dengan nyeri otot biasa. Sebab, tidak semua sakit pinggang atau leher disebabkan oleh saraf kejepit.
Klasifikasi nyeri Berdasarkan Durasi
- Nyeri akut: Berlangsung kurang dari 6 minggu
- Nyeri subakut: Berlangsung 6-12 minggu
- Nyeri kronis: Berlangsung lebih dari 3 bulan
Penyebab Nyeri Non-Saraf Kejepit
Banyak kasus nyeri pinggang atau leher sebenarnya disebabkan oleh:
- Ketegangan otot
- Salah posisi tidur
- Postur tubuh yang buruk
- Aktivitas berlebihan
Contoh paling umum adalah bangun tidur dengan leher kaku akibat posisi tidur yang salah. Kondisi ini sering dikira saraf kejepit, padahal hanya masalah otot.
Baca juga: 5 Penanganan Saraf Terjepit dengan Metode Minimal Invasif
Diagnosis saraf kejepit
Untuk mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri, penting untuk melakukan diagnosis dengan dokter.
1. Evaluasi klinis
Dr. Christian menjelaskan bahwa diagnosis saraf kejepit tidak bisa hanya berdasarkan gejala saja. Diperlukan evaluasi komprehensif meliputi:
- Durasi gejala: Terutama jika sudah berlangsung lebih dari 3 bulan
- Pola nyeri: Apakah sesuai dengan distribusi saraf tertentu
- Pemeriksaan fisik: Tes neurologis untuk menilai fungsi saraf
2. Pemeriksaan penunjang
Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan pemeriksaan gold standard untuk mendiagnosis saraf kejepit. MRI dapat menunjukkan:
- Struktur saraf dengan detail
- Lokasi dan derajat penekanan
- Penyebab penekanan (HNP, stenosis, tumor, dll)
- Kondisi jaringan lunak di sekitar tulang belakang
Kapan harus ke dokter?
Segera konsultasi ke dokter spesialis jika mengalami:
- Nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan
- Kelemahan otot yang progresif
- Gangguan buang air kecil atau besar
- Mati rasa yang meluas
- Nyeri yang tidak membaik dengan istirahat
- Gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari
Terdapat beberapa pesan penting yang disampaikan oleh dr. Christian terkait saraf kejepit, salah satunya adalah jangan melakukan diagnosis sendiri, karena tidak semua nyeri punggung adalah saraf kejepit. Selain itu, perhatikan durasinya. Jika nyeri terjadi selama lebih dari 3 bulan, maka dibutuhkan evaluasi medis oleh tim dokter.
Dr. Christian juga mengingatkan pentingnya melakukan diagnosis, seperti dengan MRI, untuk memberikan diagnosis yang akurat. Jika sudah terdeteksi, penanganan yang cepat dapat membuat hasil pengobatan jadi lebih optimal.
Profil dr. Christian Permana: ahli bedah saraf berpengalaman internasional
dr. Christian Permana adalah dokter spesialis bedah saraf yang memiliki keahlian khusus dalam menangani masalah spine atau tulang belakang, terutama kasus saraf kejepit. Kredibilitas dan kompetensinya telah teruji melalui pendidikan dan pelatihan berkelas dunia.
Latar belakang pendidikan dan spesialisasi
dr. Christian telah menempuh pendidikan tambahan di Turki, di mana beliau belajar langsung dengan salah satu ahli bedah saraf terkenal dunia, yaitu Prof. Mehmet Zileli.
Pengalaman belajar dengan pakar internasional ini memberikan wawasan mendalam tentang teknik-teknik terdepan dalam bedah saraf.
Selain itu, dr. Christian juga memiliki keahlian khusus dalam teknik endoskopi melalui pelatihan tambahan yang ditempuhnya di Korea. Teknik endoskopi merupakan metode operasi minimal invasif yang memberikan hasil optimal dengan risiko komplikasi yang lebih rendah.
dr. Christian adalah dokter yang ahli menangani saraf terjepit dengan metode minimal invasif, seperti PLDD, PELD, PSLD, ACDF, hingga Microdisectomy.
Gelar dan sertifikasi profesi
Gelar yang dimiliki dr. Christian menunjukkan tingkat keahliannya yang sangat tinggi:
- Sp.BS: Spesialis Bedah Saraf
- F-NTB: Fellow Neurospinal Trauma and Biomechanics
- FINSS: Fellow Indonesian Neurosurgical Society Spine
- FICS: Fellow International College of Surgeons
Jadwal dr. Christian di RS Mandaya Puri
dr. Christian bisa ditemui di RS Mandaya Puri pada:
- Selasa: 13.00 – 17.00 WIB
- Kamis: 13.00 – 17.00 WIB
- Jumat: 13.00 – 17.00 WIB
- Sabtu: 13.00 – 17.00 WIB
Saraf kejepit adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan tepat dari ahli yang berpengalaman. Dr. Christian, dengan latar belakang pendidikan internasional dan keahlian dalam teknik bedah saraf modern, adalah salah satu dokter yang tepat untuk dikunjungi jika Anda ingin berkonsultasi seputar penanganan saraf kejepit.
Memahami gejala, penyebab, dan kapan harus mencari bantuan medis dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memastikan penanganan yang tepat waktu. Ingatlah bahwa tidak semua nyeri punggung atau leher adalah saraf kejepit, sehingga evaluasi medis yang tepat sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang akurat.
Jika Anda ingin mengunjungi dr. Christian di RS Mandaya Royal Puri, gunakan fitur Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau aplikasi Care Dokter yang bisa di-download di Google Play dan App Store untuk mempermudah kunjungan, melihat nomor antrian, dan mendapatkan informasi lengkap lainnya.