Terapi Stem Cell untuk Nyeri Otot dan Sendi: Inovasi Baru dalam Pengobatan Regeneratif

Stem Cell (juga dikenal dengan istilah sel punca) merupakan sel yang mampu memperbarui, memperbanyak dirinya sendiri, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak. Terapi stem cell dinilai sebagai prosedur pengobatan yang paling menjanjikan di dunia kedokteran saat ini. Terapi ini diyakini dapat mengatasi berbagai penyakit yang sulit disembuhkan.

Mengenal Terapi Stem Cell

Stem cell atau sel punca adalah sel unik yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel lain dalam tubuh, seperti sel otot, tulang, atau tulang rawan. Sel-sel ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk sumsum tulang, jaringan lemak, atau bahkan dari darah tali pusat. Kemampuan sel punca untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel tubuh menjadikannya alat yang sangat berharga dalam bidang kedokteran regeneratif.

Lama proses terapi stem cell bervariasi tergantung pada jenis prosedur dan kondisi yang sedang diobati. Secara umum, kebanyakan pasien membutuhkan setidaknya 2 hingga 3 kali suntikan yang diberikan dalam jangka waktu beberapa minggu atau bulan. Interval waktu penyuntikan bervariatif bergantung pada hasil pemeriksaan dokter serta kondisi medis si pasien.

Untuk jumlah sel punca yang disuntikkan dalam satu kali dosis berkisar antara 1 – 100 juta sel punca. Jumlah ini bervariasi tergantung pada jenis sel punca yang digunakan dan area yang akan diobati. manfaat stem cell diantaranya adalah mempercepat proses pemulihan, regenerasi jaringan yang rusak, mengurangi peradangan & nyeri, minim risiko & efek samping.diantaranya

Terapi stem cell direkomendasikan sebagai solusi untuk banyak kondisi ortopedi yang sebelumnya sulit diatasi dengan pengobatan konvensional yang tidak dapat memberikan hasil efektif. Penting bagi pasien untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi terlebih dahulu guna memastikan kelayakan kondisi kesehatan untuk menerima terapi ini. Terapi stem cell dapat digunakan pada beberapa kondisi seperti rekonstruksi tendon / ligament, peradangan sendi (osteoarthritis), pengeroposan tulang (osteoporosis), kelainan bantalan tulang belakang, kelainan tulang rawan dan cedera olahraga.