Penyakit autoimun adalah kelompok penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengenali sel tubuh sendiri sebagai ancaman dan justru menyerangnya. Akibatnya, terjadi peradangan kronis yang dapat merusak organ dan jaringan tubuh. Penyakit ini bisa memengaruhi berbagai organ, seperti persendian, kulit, hingga organ dalam seperti ginjal dan jantung.
Menurut dr. R. Gantira Wijayakusumah Danasasmita, Sp.PD, pada orang dengan autoimun, sistem kekebalan tubuh seperti mengalami kesalahan teknis, sehingga sel tubuh yang seharusnya dilindungi malah dianggap sebagai musuh dan diserang.
Gejala Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai
Gejala autoimun sangat bervariasi, tergantung pada jenis penyakit dan organ yang terdampak. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:
- Nyeri sendi
- Demam yang tidak kunjung reda
- Kelelahan ekstrem
- Ruam kulit
“Keluhan yang paling sering ditemui biasanya adalah nyeri sendi yang bersifat inflamasi, jadi terdapat bengkak, lalu nyerinya biasanya muncul setelah lama tidak beraktivitas, lalu setelah mulai bergerak lagi, nyeri di sendinya lama-kelamaan berkurang. Namun, ada juga pasien yang datang dengan gejala awal seperti peradangan mata atau demam yang tak kunjung sembuh,” jelas dr. Gantira.
Siapa yang Berisiko Terkena Penyakit Autoimun?
Meski penyakit autoimun dapat menyerang siapa saja, beberapa jenis memiliki pola usia tertentu. Misalnya, lupus lebih sering menyerang usia muda, sekitar 20–30 tahun, sedangkan rheumatoid arthritis biasanya muncul di usia di atas 40 tahun.
Dr. Gantira menambahkan, “Beberapa jenis penyakit autoimun memang cenderung muncul di usia tertentu, tapi ada juga yang bisa menyerang anak-anak atau usia remaja.”
Lihat Juga: Jadwal Dokter Autoimun di Mandaya Royal Hospital Puri
Proses Diagnosis Penyakit Autoimun
Diagnosis penyakit autoimun memerlukan serangkaian pemeriksaan medis yang mendalam, termasuk:
- Pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis
- Tes laboratorium, seperti panel autoantibodi
- Pemeriksaan penunjang sesuai organ yang terdampak
Hasil pemeriksaan ini sebaiknya dikonsultasikan langsung dengan dokter spesialis penyakit dalam untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pengobatan Autoimun
Pengobatan autoimun umumnya bertujuan untuk mengontrol sistem kekebalan tubuh yang berlebihan dan mencegah kerusakan organ lebih lanjut. Beberapa metode pengobatan yang umum digunakan antara lain:
- Obat imunosupresan untuk menekan aktivitas sistem imun
- Terapi biologis untuk menargetkan komponen spesifik sistem kekebalan
- Pendekatan multidisiplin jika penyakit memengaruhi beberapa organ
Dr. Gantira menekankan pentingnya konsistensi dalam pengobatan, “Pengobatan autoimun bukanlah terapi jangka pendek. Pasien perlu disiplin dalam minum obat dan kontrol rutin untuk memastikan kondisi stabil.”
Selain itu, saat ini juga sedang dikembangkan penelitian terkait terapi stem cell untuk penyakit autoimun. Terapi ini diharapkan dapat membantu memperbaiki kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.
Autoimun adalah kondisi yang kompleks dan memerlukan penanganan yang komprehensif serta disiplin dari pasien. Mengenali gejala sejak dini dan menjalani pengobatan yang tepat dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis untuk penanganan lebih lanjut. Hubungi kami lewat Chat Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store untuk membuat janji temu.