ADHD, alias attention deficit hyperactivity disorder, adalah sebuah kondisi yang memengaruhi perkembangan dan aktivitas otak seorang anak. Tanda-tanda ADHD yang paling khas adalah anak yang sulit fokus. Namun sebenarnya, gejala ADHD pada anak berbeda-beda, tergantung pada jenis yang dialami.
Contents
Tanda-tanda ADHD pada anak
Tanda-tanda ADHD pada anak umumnya mulai muncul sebelum anak berusia 6 tahun atau ketika anak mulai masuk usia sekolah. Biasanya, orang tua akan menemui kesulitan untuk membuat anak tetap fokus dan memperhatikan instruksi guru di sekolah. Orang tua juga dapat merasa anak lebih hiperaktif dibandingkan anak usia sebayanya.
Hiperaktif dan ADHD sebenarnya berhubungan. Hiperaktif adalah salah satu jenis ADHD. beda jenisnya, beda pula gejala yang muncul. Secara umum, terdapat tiga jenis ADHD pada anak, yaitu:
- Inatentif (inattention)
- Hiperaktif dan impulsif (hyperactive/impulsive)
- Gabungan keduanya (combined)
Baca juga: Macam-Macam Gangguan Motorik Anak dan Ciri-Ciri yang Perlu Diwaspadai
Berdasarkan jenisnya, berikut ini adalah tanda-tanda ADHD pada anak:
Tanda ADHD tipe inatentif
Anak yang mengalami ADHD tipe inatentif cenderung menunjukkan tanda-tanda tidak dapat berkonsentrasi atau fokus terhadap suatu tugas. Mereka juga cenderung memiliki attention span yang pendek.
Berikut ini adalah tanda-tanda ADHD tipe inattention pada anak:
- Mudah terdistraksi
- Kesulitan untuk fokus terhadap suatu tugas
- Tampak seperti tidak mendengarkan, sekalipun dalam pembicaraan empat mata
- Sering melamun
- Kesulitan mengorganisir suatu tugas dan aktivitas
- Menghindari atau tidak menyukai tugas-tugas yang membutuhkan upaya untuk fokus, seperti mengerjakan PR atau pekerjaan domestik
- Cenderung sering melupakan hal-hal atau kehilangan barang
- Tidak dapat bertahan mengerjakan tugas-tugas yang menguras waktu
- Terus-menerus berganti hal yang dikerjakan
Tanda ADHD hiperaktif/impulsif
Anak yang mengalami ADHD jenis hiperaktif/impulsif biasanya tampak tidak bisa diam dan tidak kenal lelah. Meski begitu, mereka tidak memiliki masalah dengan rentang perhatian (attention span)
Ciri-ciri anak dengan ADHD hiperaktif/impulsif, antara lain:
- Tidak dapat bersikap tenang, terutama pada lingkungan yang menuntut harus tenang
- Tampak gelisah dan terus menepuk tangan atau kakinya, terutama saat duduk
- Kesulitan untuk duduk tenang
- Kesulitan untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas
- Terus bergerak secara berlebihan
- Berbicara terus-menerus
- Tidak dapat menunggu hingga gilirannya sehingga sering tampak tidak sabar
- Bersikap impulsif dalam bertindak (tanpa berpikir panjang)
- Menyela pembicaraan
- Tidak memiliki perasaan akan adanya bahaya
Sementara itu, anak yang mengalami ADHD jenis kombinasi kemungkinan akan mengalami gabungan dari kedua gejala di atas. Jenis ADHD kombinasi inilah yang lebih umum dibandingkan dua lainnya.
Lihat Juga: Penanganan Epilepsi, ADHD, & Autisme dengan Neuromodulasi
Perbedaan ADHD dan hiperaktif yang normal
Anak kecil umumnya memang bersikap lebih aktif dibandingkan orang dewasa. Selain itu, sangat normal untuk anak-anak balita sulit menjaga fokus dan perhatiannya.
Hal ini lantas membuat orang tua bingung untuk membedakan apakah yang dialami oleh anak merupakan kondisi normal perkembangan atau anak mengarah ke ADHD.
Biasanya, pada anak yang dicurigai memiliki ADHD cenderung mengalami tanda-tanda di atas, baik di rumah ataupun di sekolah. Hanya mengalami gejala tersebut pada salah satu lingkungan mungkin tidak tepat dikategorikan sebagai ADHD.
Selain itu, anak yang mengalami ADHD biasanya tidak dapat fokus walau hanya dalam rentang waktu yang sempit dan dibantu oleh orang tua. Meski demikian, Anda tetap perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui diagnosis secara tepat.
Lihat Juga: Memahami Penyakit ADHD dan Pilihan Pengobatannya
Pilihan terapi untuk mengatasi anak ADHD
Pada anak usia 4-5 tahun, fokus utama terapi pada anak ADHD adalah terapi perilaku dan perubahan gaya hidup anak. Namun, obat-obatan untuk mengatasi tanda-tanda ADHD pada anak juga mungkin saja diberikan sesuai kebutuhan.
Berikut ini adalah beberapa pilihan terapi untuk mengatasi ADHD pada anak:
1. Terapi perilaku
Lewat terapi perilaku, terapis akan membantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosial, emosional, dan perencanaan. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara dan melibatkan orang tua juga pihak sekolah.
2. Membatasi screen time
Banyak penelitian mengamini, screen time atau gadget jadi salah satu faktor risiko ADHD pada anak. Hal ini membuat rentang perhatian anak semakin pendek dengan menyaksikan konten-konten yang dihadirkan lewat gadget.
Untuk anak yang mengalami ADHD, membatasi waktu dengan gadget dapat membantu mengatasi tanda-tanda yang muncul.
3. Meningkatkan aktivitas anak
Meningkatkan aktivitas anak juga diketahui dapat mengurangi tanda-tanda ADHD yang muncul pada anak. Selain itu, menyalurkan energi anak ke kegiatan fisik yang positif juga dapat mengurangi perilaku hiperaktif pada anak.
4. Terapi sensori-motorik terintegrasi
Terapi sensorik-motorik terintegrasi juga dapat membantu meningkatkan fokus pada anak, yang berarti dapat mengurangi tanda-tanda ADHD.
Terapi ini dapat meningkatkan kepekaan anak terhadap sensori tubuh, keseimbangan, dan koordinasi.
5. Obat-obatan
Terapi obat-obatan juga bisa dilakukan pada anak anak yang mengalami ADHD untuk mengurangi gejala yang muncul. Obat-obatan yang diberikan biasanya bertujuan untuk meningkatkan fungsi otak untuk fokus dan pengendalian diri.
Pemberian suplemen, seperti omega-3 juga dapat direkomendasikan untuk anak dengan ADHD.
Untuk mengetahui perlu tidaknya anak Anda mengonsumsi obat ataupun dosis suplemen omega-3 yang dibutuhkan Anda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak. Namun yang paling penting, Anda perlu memastikan terlebih dulu bahwa kondisi yang dialami anak Anda adalah benar ADHD.
Sebab, tanda-tanda ADHD bisa saja menyerupai kondisi tumbuh kembang yang lain pada anak.
Tim Penanganan ADHD di Mandaya Royal Hospital Puri
Mandaya memiliki tim yang dapat memberikan penanganan ADHD menyeluruh, terdiri dari dokter spesialis anak konsultan saraf, dokter spesialis saraf ahli neuromodulasi, psikiater klinis, hingga psikolog anak.
1. dr. Lisa Safira, Sp.A (K)
2. Dr. dr. Yetty Ramly, Sp.N (K)
3. dr. Kresno Muljadi, Sp.KJ
4. Ibu Aretha Ever Ulitua, M.Psi., Psikolog
Anda dapat mengunjungi Children’s Clinic di Mandaya Royal Hospital untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang yang berpengalaman.
Hubungi kami melalui Chat melalui Whatsapp, Book Appointment, atau download aplikasi Care Dokter di Google Play dan App Store untuk membuat janji temu, memantau antrean, dan konsultasi yang lebih nyaman.