Contents
Apa itu Alzheimer's Disease
in progress of translating content
Alzheimer’s Disease adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.
Alzheimer’s Disease adalah penyebab dari demensia. Tidak ada obat yang dapat digunakan dan dapat menyebabkan kesusahan bagi keluarga yang terkena. Akan tetapi, diagnosis dini penting untuk mendukung dan memberikan pengobatan terhadap orang menderita.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Demensia bersifat progresif dan mempengaruhi banyak fungsi otak dan termasuk memori.
Penyebab pasti dari Alzheimer belum diketahui. Namun telah diketahui bahwa terjadi proses kerusakan pada otak yang disebut cerebral cortex (korteks serebral). Ini disebut atrofi kortikal, yang berarti penghancuran sel-sel korteks serebral sehingga sel-sel tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.
Kerusakan pada korteks serebral otak mungkin dimulai setidaknya sepuluh tahun sebelum gejala apapun berkembang.
Seberapa Umum Penyakit Alzheimer?
Insiden Alzheimer di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan saat ini diperkirakan mendekati 46,8 atau 50 juta orang yang didiagnosis dengan demensia didunia, 20,9 juta di Asia Pasifik (Alzheimer’s Disease International, World Health Organization, 2017), ada sekitar 10 juta kasus baru setiap tahun.
Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 1.2 juta orang dengan demensia pada tahun 2016, yang akan meningkat menjadi 2 juta di 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050. Kemungkinan terkena demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Karena itu, lebih dari separuh orang tidak akan pernah terkena penyakit demensia bahkan jika mencapai usia 95 tahun.
Faktor Risiko Penyakit Alzheimer
Berikut ini peningkatan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer:
- Bertambahnya usia
- Kulit putih
- Ada sedikit peningkatan risiko jika ada anggota keluarga tingkat pertama (ayah, ibu, saudara laki-laki atau perempuan) yang juga menderita penyakit Alzheimer
- Lebih sering terjadi pada wanita
- Orang yang pernah mengalami cedera kepala serius
- Faktor gaya hidup juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti merokok, kurang olahraga dan pola makan yang tidak sehat
- Orang dengan sindrom down
Early-onset Alzheimer’s Disease (Penyakit Alzheimer yang terjadi pada orang usia yang lebih muda)
Kebanyakan orang yang menderita penyakit Alzheimer berusia lebih dari 65 tahun. Namun, penyakit ini juga dapat menyangkit orang yang lebih muda, ini disebut dengan Early-onset Alzheimer’s Disease, yang terjadi pada orang dengan usia 40 tahun – 50 tahun.
Gejala Early-onset Alzheimer’s Disease
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang progresif, yang berarti gejalanya berangsur-angsur menjadi lebih parah selama beberapa tahun. Ini mempengaruhi berbagai fungsi otak, termasuk:
- Masalah memori/ingatan. Peristiwa terbaru biasanya dilupakan dulu. Peristiwa masa lalu biasanya diingat dengan baik sampai demensia menjadi parah
- Masalah bahasa, seperti kesulitan memahami apa yang dikatakan atau apa yang tertulis
- Masalah dengan perhatian dan konsentrasi
- Disorientasi, terutama di lingkungan asing.
- Kesulitan mempelajari keterampilan baru
- Masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi
- Perubahan mood, perilaku dan kepribadian
- Agitasi dan kepribadian yang sulit untuk diatur, menyebabkan masalah tidur, gelisah dan agresi
- Masalah melakukan aktivitas sehari-hari
Penyakit Alzheimer dapat menyebabkan masalah menelan dan kesulitan makan. Hal ini dapat menyebabkan makanan turun ke paru-paru saat makan (aspirasi), yang dapat menyebabkan infeksi dada, termasuk pneumonia aspirasi.
Saat penyakit Alzheimer berkembang, gejalanya menjadi semakin parah. Penyakit Alzheimer biasanya berkembang perlahan selama 7 – 10 tahun tetapi tingkat perkembangannya bervariasi dari orang ke orang.
Bagaimana mendiagnosa penyakit Alzheimer?
Karena gejalanya berkembang perlahan, mungkin sulit untuk menyadari bahwa Anda sedang menderita penyakit Alzheimer. Pada tahap awal, gejala seringkali dianggap sebagai tanda penuaan. Akan tetapi, diagnosis dini penyakit Alzheimer sangat penting agar Anda dapat merencanakan masa depan dan menerima pengobatan serta dukungan terbaik yang dapat ditawarkan.
Tidak ada satu tes pun yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer. Dokter Anda akan menggunakan tes sederhana seperti pemeriksaan mini mental state examination (MMSE) untuk menilai seberapa baik otak Anda bekerja. Biasanya tes darah juga dianjurkan untuk memeriksa apakah gejala Anda mungkin disebabkan oleh kondisi lainnya, seperti hipotiroidisme atau kekurangan vitamin B12.
Jika penyakit Alzheimer dicurigai, Anda mungkin dirujuk ke klinik spesialis memori/ingatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk mencari tahu kondisi lain yang dapat mempengaruhi otak.
Bagaimana penyakit Alzheimer diobati?
Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer. Namun, obat-obatan yang tersedia dapat membantu meringankan beberapa gejala dan memperlambat perkembangan kondisi pada beberapa orang. Perawatan dan dukungan yang dapat diberikan meliputi:
- Dukungan dari layanan sosial
- Mengubah lingkungan rumah untuk memudahkan aktivitas sehari-hari
- Mengatasi kesulitan ingatan, misalnya buat catatan pengingat, daftar dan mengatur ulang harta benda
- Cognitive Behavioural Therapy (CBT) / terapi perilaku kognitif untuk membantu mengatasi depresi atau kecemasan
- Cara lain membantu mengatasi kecemasan, depresi, dan kesulitan dengan kepribadian yaitu bisa dengan aromaterapi, musik dan tarian, menggunakan hewan sebagai terapi, pijat dan olahraga
- Obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Alzheimer yaitu acetylcholinester ase (AChE) inhibitors (donepezil, galantamine atau rivastigmine) atau memantine.
Bagaimana prospek (prognosis) penyakit Alzheimer
Tidak ada obat untuk penyakit Alzheimer dan kesulitan yang dihadapi secara bertahap akan menjadi semakin parah. Hal ini dapat menyebabkan banyak kesusahan bagi penderita Alzheimer itu sendiri maupun keluarganya.
Rata-rata orang dengan penyakit Alzheimer hidup sekitar 8 hingga 10 tahun setelah mereka mulai menunjukkan gejala, tetapi ini sangat bervariasi dari orang ke orang.
Apakah penyakit Alzheimer bisa dihindari?
Karena penyebab dari penyakit Alzheimer tidak jelas, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi tersebut. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan yang dapat mengurangi risiko atau menunda timbulnya demensia, seperti:
- Berhenti merokok
- Menjaga asupan alkohol, jangan melewati batas
- Makan makanan seimbang
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Tetap aktif secara fisik dan aktif secara mental