Halo sobat sehat semua! Kalau kemarin kita sudah membahas sedikit banyak mengenai sakit maag, sekarang kita mau bahas topik lain juga banyak terjadi yaitu GERD.
Berbeda dengan gastritis yang ditandai dengan adanya peradangan di lapisan lambung, GERD (gastroesophage reflux disease) ditandai dengan naiknya isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala utama berupa regurgitasi dan heart burn. Regurgitasi adalah naiknya isi lambung atau makanan sesaat setelah makan, yang ditandai dengan adanya rasa pahit atau asam di mulut. Sedangkan heart burn adalah sensasi rasa panas seperti dibakar yang dirasakan di epigastrium atau ulu hati. Heart burn umumnya terjadi pada saat setelah makan dan memburuk di malam hari. Selain dua gejala tersebut, terdapat beberapa gejala lain yang tidak khas seperti:
- Nyeri dada non kardiak
- Kembung
- Mual
- Mudah merasa kenyang
- Banyak bersendawa
- Hipersalivasi
- Rasa mengganjal di tenggorokan
- Disfagia hingga odinofagia
Kalau sobat sehat pernah mengalaminya, apakah sobat sehat tahu apa penyebabnya?
Dalam proses menelan normal, sfingter esofagus akan terbuka sehingga makanan yang kita makan bisa masuk ke dalam lambung. Setelah makanan tersebut masuk ke lambung, maka sfingter esofagus akan menutup kembali guna mencegah aliran balik isi cairan lambung dan makanan naik ke esofagus.
Pada GERD, lemahnya sfingter esofagus akan menyebabkan terjadinya aliran balik isi cairan lambung dan makanan ke esofagus. Kondisi berulang lama kelamaan dapat menyebabkan iritasi yang kelak menjadi radang pada dinding esofagus.
Lalu siapa saja yang beresiko mengalami GERD?
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko kejadian GERD adalah:
- Obesitas
- Kehamilan
- Merokok
- Makan porsi besar atau makan tengah malam
- Penggunaan obat-obatan analgetik
- Kebiasaan minum minuman bersoda, kopi
- Kebiasaan makan makanan berminyak atau digoreng
- Lain-lain seperti penyakit hiatal hernia, skleroderma, dll
Bagaimana cara diagnosa GERD?
Pada dasarnya diagnosa GERD ditegakkan berdasarkan wawancara singkat yang menggambarkan adanya gejala klasik GERD dan pemeriksaan fisik. Tetapi untuk memastikan diagnosis GERD biasanya dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan beberapa pemeriksaan yang dilakukan oleh Spesialis Penyakit Dalam Kosultan Gastroenterohepatologi, seperti:
- Endoskopi untuk melihat gambaran esofagus dan lambung
- Manometri esofageal untuk menilai kontraksi otot eofagus saat proses menelan
- Rontgen dengan barium enema untuk menilai gambaran esofagus, lambung, dan sistem pencernaan atas
Kapan saya perlu berobat ke dokter?
Anda perlu segera berobat ke dokter spesialis penyakit dalam bila:
- Keluhan tidak membaik dalam beberapa waktu
- Keluhan bertambah meskipun sudah minum obat
- Keluhan disertai dengan tanda bahaya atau alarm symptoms meliputi:
- Disfagia
- Odinofagia
- Perdarahan saluran cerna atas atau bawah berupa muntah darah warna merah kecoklatan atau bab warna hitam pekat
- Anemia
Nah sohat sehat, mari perhatikan kesehatan kita sejak sekarang agar tetap sehat sampai tua nanti. Salam sehat!
Dokter yang dapat menangani GERD:
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterohepatologi
Untuk booking konsultasi dan informasi lebih lanjut hubungi:
Contact center – Mandaya Royal Hospital Puri
Telepon: 021 5092 8888
WA only: 0811 1900 2000
Telepon Emergency: 021 5095 8388
Link Online Booking: | Mobile App Booking: |
Referensi:
Mayo Clinic. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). (Online). Available from: http://www.mayoclinic.org /. (Updated May 2020; Cited December, 2021).
Saputera MD. Diagnosis dan Tata Laksana Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer. Cermin Dunia Kedokteran/ 2017:44(5);32-33.
Smith L. Updated ACG Guidelines for Diagnosis and Treatment of GERD. American Family Physician. 2005:71(12).