fbpx

Swab Test RT-PCR & Antigen

Akhir akhir ini, kasus Covid 19 mulai kembali mengalami peningkatan. Kita dianjurkan tetap harus menjaga protokol kesehatan guna mengurangi penyebaran virus Covid 19. Salah satu caranya yaitu dengan aktif melakukan pemeriksaan screening Covid 19 dengan Swab test RT-PCR & Antigen.

Saat ini Mandaya Hospital Karawang, tetap melayani Swab test RT-PCR & Antigen bagi sobat sehat semua. Nikmati layanan RT-PCR & Antigen dengan hasil Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris & Bahasa Jepang.

BOOK NOW :
Marketing : https://wa.me/6281113402085

Info & Promo: bit.ly/MHK-info
Google Map : bit.ly/PetaMandayaHospital

Informasi rawat jalan atau rawat inap hubungi Patient Experience Officer (PEO) Telp/ WA :
PEO 1 : https://wa.me/6281196303254
PEO 2 : https://wa.me/6281196303255

Customer Service : 0267 864 3000 | Emergency Call : 0267 864 3001

Mobile App Booking Konsultasi & Telekonsultasi: Caredokter
Download di : https://caredokter.com/download/

Apakah Datangnya Vaksin Virus Corona akan Mengakhiri Pandemi di Indonesia

Vaksin corona sudah tiba di Negara kita pada Minggu, 6 Desember 2020 kemarin. Vaksin yang bawa ada vaksin Sinovac yang berasal dari perusahaan Tiongkok dan sekarang sedang uji klinis oleh perusahaan farmasi Indonesia yaitu Biofarma dan Unpad.

Apakah kedatangan Vaksin Sinovac ini akan mengakhiri pandemi? yuk kita bahas

Seberapa Aman dan Efektif Vaksin Sinovac

Untuk keamanan dari hasil uji coba yang didapatkan tidak ada efek samping yang berat dan serius hingga 28 hari setelah vaksin diberikan. Untuk efektifitas belum ada hasil analisis interim atau final uji klinis fase 3 vaksin Sinovac hingga saat ini.

ApakahVaksin Sinovac Memicu Kekebalan Tubuh

Orang yang diberikan vaksin Sinovac 97 – 100% memiliki antibodi sebagai respon imun terhadap Covid-19 pada hari ke 28 setelah menerima suntikan kedua diberikan. Namun jumlah antibodi yang diproduksi setelah divaksin lebih rendah dibandingkan jumlah antibodi pada orang yang sembuh dari Covid-19.

Selain itu ada juga Vaksin yang sudah ada selain Sinovac yaitu dari perusahaan farmasi Pfizer dan Moderna. Yuk cari tahu seberapa efektifkah vaksin tersebut.

Hasil yang Mengesankan

Baik dari perusahaan farmasi Pfizer dan Moderna mengklaim vaksinya efektif 95% dan persamaannya harus dilakukan 2 kali penyuntikan. Namun perbedaannya untuk Pfizer mendapatkan hasil setelah 7 hari penyuntikan kedua, sementara untuk Moderna 14 hari setelah penyuntikan kedua.

Apakah Vaksin Aman?

Walaupun sudah 95% efektif namun masih ada efek samping yang ada karena vaksin yaitu sakit kepala, pusing, kelelahan dan demam. Serta ada ada anjuran orang yang memiliki alergi berat tidak dianjurkan memakai vaksin dari Pfizer karena ada 2 warga inggris menderita reaksi alergi usai penyuntikan vaksin.

Apa sebaiknya yang dilakukan sekarang

Hasil yang mengesankan dari vaksin yang sudah ada harusnya tidak membuat kita menjadi tidak menerapkan protokol kesehatan, karena vaksin sendiri belum 100% aman untuk semua orang dan ketersediannya pun belum tercukupi.

Sementara sekarang kasus makin tinggi karena orang sudah jenuh dan lelah karena Pandemi karena harus bertahan dirumah. Oleh karena itu sebaiknya tetap #dirumahsaja dan terapkan protokol kesehatan jika harus keluar rumah.

Tips Menjaga Kesehatan Ibu Hamil di Kala Pandemi Covid 19

Di masa pandemi COVID-19, banyak ibu hamil yang merasa cemas dalam menentukan tempat konsultasi dan bersalin. Selain itu rasa takut untuk pergi ke fasilitas kesehatan, membuat ragu untuk menentukan apakah mereka perlu melakukan pemeriksaan rutin kehamilan atau bagaimana. Padahal pemeriksaan rutin kehamilan tetap perlu dilakukan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin selama di kandungan.

Jadwal pemeriksaan kehamilan berdasarkan usia minggu kehamilan selama COVID-19 adalah

UsiaKehamilanJadwal
28 minggu1x
32 minggu1x
36 minggu1x
>37 minggu1x

Untuk mengurangi rasa cemas dalam melakukan pemeriksaan kehamilan rutin, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

1.Membuat janji pemeriksaan kehamilan rutin dengan petugas kesehatan, guna menghindari menunggu antrian yang terlalu lama

2.Mempelajari dan menerapkan panduan menjaga kehamilan sehat yang terdapat di buku KIA

3.Segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat jika ada tanda bahaya kehamilan

4.Menjaga pikiran tetap tenang dan berpikir dengan akal sehat

5.Mengurangi aktivitas menonton berita yang membuat resah

6.Membatasi penggunaan sosial media

7.Mendapat dukungan dari suami dan keluarga

Tindakan pencegahan COVID-19 yang perlu dilakukan oleh ibu hamil adalah:

1.Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer

2.Tidak keluar rumah atau bepergian ke tempat yang ramai, kecuali bila ada keperluan mendesak

3.Melakukan physical distancing dengan menjaga jarak 1-meter dari orang lain

4.Menggunakan masker bila hendak keluar rumah

5.Menghindari kontak dengan orang sakit

6.Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut jika belum mencuci tangan

7.Menerapkan etika batuk dan bersin

8.Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga secaar rutin dan tidur cukup

9.Periksa kehamilan sesuai jadwal yang ditentukan

Setelah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin, hal lain yang perlu dilakukan adalah melakukan pemilihan tempat melahirkan, baik di rumah, klinik, atau rumah sakit. Apabila tempat bersalin yang dipilih adalah klinik atau rumah, pastikan bahwa ambulans atau kendaraan tersebut siap sedia untuk menjangkau tempat bersalin. Selain itu, pada ibu hamil yang terjangkit COVID-19, proses bersalin harus dilakukan di rumah sakit.

Jadwal Praktek Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Mandaya Hospital Karawang :

  • Joko Nugroho, Sp.OG
    Senin & Rabu 08.00 s/d 09.00 WIB
  • dr.Maulia Mardini Sp.OG, MARS
    Senin & Jumat 09.00 s/d 11.00 WIB
  • Fredy Lisnan, Sp.OG
    Senin s.d jumat 14.00 s/d 16.00 WIB & Sabtu 16.00 s/d 18.00 WIB
  • Cucuk Santoso, Sp.OG
    Senin, Selasa & Rabu 10.00 s/d 12.00 WIB & 20.00 s/d 21.00 WIB

Untuk pendaftaran rawat jalan atau rawat inap & tanya jawab seputar layanan kebidanan RS. Mandaya Karawang bisa menghubungi Patient Experience Officer dengan klik gambar Book Now sekarang juga

booking now mandaya

Mudahnya Test Pcr di RS Mandaya Karawang

Kasus konfirmasi orang tanpa gejala menjadi perhatian khusus, karena bisa menjadi carrier (pembawa) yang tidak terdeteksi. Hal ini dikhawatirkan Aji Wibowo yang bekerja di PT General Electric Indonesia mengungkapkan bahwa saya & rekan bekerja ada rasa kekhawatiran jika suatu waktu ada riwayat kontak dengan sesorang yang terpapar COVID-19. Menurutnya setiap orang memiliki potensi untuk terinfeksi virus Corona, tak sedikit pasien positif yang tak menunjukkan gejala-gejala COVID-19.

“Kekhawatiran ini yang membuat saya dan rekan-rekan segara melakukan pemeriksaaan Swab PCR Test. Kantor kami bekerja merekomendasikan melakukan pemeriksaan di RS. Mandaya, apalagi kami sedang melakukan perjalanan dinas,” papar Aji.

Menurutnya, pelayanan di sini sudah oke, cepat, aman, pendaftaran sangat mudah, bisa online sangat membantu kami.

Aji berpesan jika ada riwayat kontak dengan pasien positif COVID-19, segera lakukan pemeriksaan untuk deteksi virus di dalam tubuh.

klik tanda booking sekarang juga karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

booking now mandaya

Sehat Jiwa Selama Pademi Covid-19

Delapan bulan telah berlalu, namun kasus COVID-19 di Indonesia masih terus meningkat dan menimbulkan keresahan bagi masyarakat. Dilansir dari kawalcovid19, dilaporkan bahwa total kasus COVID-19 yang terkonfirmasi hingga 7 Oktober 2020 adalah 315.714 kasus, dengan angka kesembuhan 240,291 kasus.

PDSKJI Indonesia mencatat bahwa dalam 5 bulan sejak pandemi COVID-19 dimulai, terdapat 64.8% masalah psikologis yang terjadi. Masalah psikologis yang paling banyak terjadi adalah cemas, depresi, dan trauma psikologis. Dari total 4010 orang yang termasuk dalam studi PDSKJI, 71% diantaranya terjadi pada perempuan.

Berbagai masalah psikologis yang terjadi selama pandemi COVID-19 diduga memiliki hubungan erat dengan perubahan gaya hidup dan informasi mengenai bahaya COVID-19 yang beredar luas. Salah satu kebijakan dari pemerintah Indonesia yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa aktivitas di luar rumah harus dibatasi, bahkan hampir seluruh pekerja diharuskan untuk bekerja dari rumah. Dengan adanya keterbatasan ini, banyak orang mengalami kesulitan beradaptasi dan memiliki respon yang berbeda-beda. Menurut pandangan dokter spesialis jiwa, terdapat dua respon dari setiap orang dalam menghadapi COVID-19, yaitu:

  1. Reaktif, merupakan sikap seseorang yang merespon suatu keadaan dengan kondisi distres seperti tegang, agresif, dan panik.
  2. Responsif, merupakan sikap seseorang yang merespon suatu keadaan dengan kondisi eustres seperti tenang, bijak, dan mencari tahu kondisi tersebut dengan wajar.

Masalah psikologis seperti cemas, depresi, dan trauma psikologis umumnya terjadi akibat respon reaktif. World Health Organization memberikan beberapa tips menjaga kesehatan jiwa selama pandemi COVID-19 adalah:

  1. Mencari teman atau keluarga yang dipercaya untuk mengobrol dan menceritakan perasaan anda
  2. Menjalankan pola hidup sehat, seperti makan-makanan bergizi, tidur cukup, olahraga, dan tetap bersosialisasi dengan teman atau keluarga yang tidak satu rumah
  3. Tidak merokok atau mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang
  4. Mencari informasi mengenai COVID-19 dari sumber terpercaya
  5. Membatasi diri untuk mengakses informasi mengenai COVID-19 yang membuat anda merasa gelisah atau takut
  6. Melakukan hobi untuk menjaga kestabilan emosi

Apabila anda merasa bahwa rasa gelisah dan takut yang anda rasakan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera cari pertolongan ke dokter spesialis jiwa atau psikolog terdekat.

Referensi

Center for Disease Control and Prevention. (2020) Coping with Stress. [Online] Available in: http://www.cdc.gov. [Updated in October 2020].

Kembaren, L. (2020) Virus Corona Memang Menular Tapi KECEMASAN Menular Lebih Cepat. [Online] Availabe in: http://pdskji.org. [Updated in October 2020].

PDSKJI. (2020) 5 Bulan Pandemi COVID-19 di Indonesia. [Online] Available in: http://pdskji.org. [Updated in October 2020].

World Health Organization. (2020) Mental Health and Psychosocial Consideration During the COVID-19 Outbreak. Available in: http//who.int/. [Updated in October 2020].

Sembuh Dari Covid-19, Mengapa Masih Belum Fit?

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, dengan keluhan yang menyerupai infeksi saluran pernafasan akut seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia, kasus COVID-19 terus mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dilansir dari kawalcovid19, dilaporkan bahwa per-16 September 2020 terdapat 225,030 kasus positif COVID-19 dengan total kasus yang dinyatakan sembuh yaitu 161,065 kasus.

Lalu, apa sih kriteria saya “sembuh” dari COVID-19?

Menurut Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 2, Agustus 2020, seseorang yang terkonfirmasi COVID-19 (dengan gejala ringan-sedang-berat atau tanpa gejala) dinyatakan “sembuh” apabila telah memenuhi kriteria isolasi dan diberikan surat pernyataan selesai pemantauan yang didasarkan pada penilaian dokter penanggung jawab.

Namun, pada seseorang yang terkonfirmasi COVID-19 terdapat kemungkinan bahwa hasil pemeriksaan follow-up RT-PCR akan kembali positif di kemudian hari. Sehingga penentuan kasus “sembuh” ditentukan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh dokter penanggung jawab, dan dapat berubah setiap saat selama masa pandemi masih berlanjut.

Namun, apakah saya benar-benar “sembuh”?

Data dari beberapa studi di seluruh dunia, disebutkan bahwa seseorang yang didiagnosa sembuh COVID-19 ternyata memiliki gejala sisa yang mempengaruhi kualitas hidup mereka. Kondisi ini, umum dikenal sebagai Post-COVID-19 Syndrome.

Apa itu Post-COVID-19 Syndrome?

Post-COVID-19 Syndrome merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya gejala sisa yang muncul pada seseorang yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi COVID-19. Kondisi ini terjadi akibat adanya kerusakan organ tubuh akibat virus SARS-CoV-2. Data dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa dampak terbesar dari infeksi COVID-19 terjadi pada organ paru. Hal serupa juga pernah dilaporkan pada infeksi coronavirus sebelumnya yaitu SARS dan MERS, yang diketahui dapat bertahan sampai dengan 7 tahun.

Apa itu New-Illness Related Fatigue?

Pada infeksi COVID-19, virus SARS-CoV-2 yang masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan reaksi imunologi dan mengganggu banyak fungsi sel dalam tubuh, khususnya paru. Perubahan bentuk sel pada paru akan menyebabkan fungsi pertukaran oksigen menjadi terganggu. Secara garis besar, perubahan paru setelah selesai terinfeksi COVID-19 akan masuk ke dalam kategori gangguan paru restriktif. Perubahan paru inilah yang akan mempengaruhi proses pernafasan dan membuat seseorang yang telah terinfeksi COVID-19 menjadi lebih mudah lelah. Hal ini umum dikenal dengan istilah new illness related fatigue. Sebuah penelitian di rumah sakit di Eropa, disebutkan bahwa new illness related fatigue dapat terjadi pada pasien dengan rentang usia yang sangat luas, mulai dari usia 20 tahun sampai dengan 84 tahun.

Apa yang harus saya lakukan jika saya mengalami Post-COVID-19 Syndrome?

Rehabilitasi merupakan kumpulan dari upaya medis untuk mengembalikan kondisi tubuh kembali ke keadaan sebelum terkena sebuah penyakit sesuai dengan kemampuan pasien. Salah satu dari upaya tersebut adalah latihan fisik yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi organ saat ini. Latihan fisik ini sangat direkomendasikan guna mempertahankan atau mengembalikan kualitas hidup seseorang kembali seperti sebelum terinfeksi COVID-19, sambil disesuaikan dengan perubahan struktur anatomi yang telah terjadi akibat infeksi tersebut.

Referensi

  • Burhan, E., Susanto A. D., Nasution, S.A., Ginanjar, E., Pitoyo, C. W., et al. (2020) Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 2. PDPI – PERKI – PAPDI – PERDATIN – IDAI, 36.
  • Eapen, M. S., Lu, W., Gaikwad, A. V., Bhattarai, P., Chia, C., Hardikar, A., et al. (2020) Endothelial to Mesenchymal Transition (EndMT): A Precursor to Post-SARS-CoV-2 Infection (COVID-19) Interstitial Pulmonary Fibrosis and Vascular Obliteration?. European Respiratory Journal.
  • Hassaan, A., Patell, K., Greenwood, D. C., Halpin, S., Lewthwaite, P., Salawu, A., et al. (2020) Long-Term Clinical Outcomes in Survivors of Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) and Middle East Respiratory Syndrome (MERS) Coronavirus Outbreaks After Hospitalization or ICU Admission: A Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of Rehabilitation Medicine, 52: 1-11.
  • Halpin S. J., Mclvor, C., Whyatt, G., Adams, A., Harvey, O., et al. (2020) Post-discharge Symptoms and Rehabilitation Needs In Survivors Of COVID-19 Infection: A Cross-Sectional Evaluation. Journal of Medical Virology, 1-10.
  • Kawal COVID-19. (2020) Kawal informasi seputar COVID-19 secara tepat dan akurat. [Online]. Tersedia di: http://www.kawalcovid19.id (diakses pada 16 September 2020).